Konsep Utilitarianisme Jhon Stuart Mill Relevansinya Terhadap Behavioral Economics

Abstract

Secara eksplisit pandangan utilitarianisme pada dasarnya merupakan suatu paham etis tau etika dalam Islam disebut Ahlak yang menempatkan tindakan tindakan yang dapat dikatakan baik adalah  yang berguna  yang bermanfaat ( berfaedah ).  Secara sederhana etika sebuah sikap kritis mengenai tindak tanduk atau dalam bahasa jawa di namakan unggah- ungguh dari manusia. Menurut Jeremy Bentham dari sudut pandang etis, tindakan yang benar dan tepat yaitu tindakan yang dapat mempengaruhi utilitas yang besar untuk publik.  walaupun Jeremy Bentham adalah orang pendiri paham utilitarianisme, tetap dirasa kurang jika tidak melihat pengaruh dan perkembangan paham ini salah satu orang yang dalam satu pemahaman adalah John Stuart Mill. demikian konsep utilitarianisme sedangnkan behavioral economics dalam kajianaya  menggunakan teori dan hasil dari psikologi, sosiologi, antropologi, neurologi, dan disiplin ilmu lainnya, dan memanfaatkan studi empiris termasuk yang eksperimental untuk menunjukkan ketidak konsistenan antara asumsi manusia ekonomi dan pengambilan keputusan ekonomi yang sebenarnya. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka Penelitian Kepustakaan (library research), mengunakan literatur kepustakaan seperti buku, jurnal, artikel, dan lain sebagainya sebagai sumber primer dan sekunder. Karena bpendekatan yang digunakan adalah  kualitatif dengan metode historis- filosofis, maka langkah pertama yang dilakukan oleh metode ini, ialah dengan mengumpulkan data-data yang berupa karya filsafat: buku kepustakaan karya filsuf pada masa silam.  Lalu melakukan analisis yang mendalam, untuk menemukan subtilasasi dari objek materi yang sedang diteliti hasil penelitian relevansinya terhadap behavioral economics adalah terletak pada representasi dalam tindakan manusia yang membuahkan nilai- nilai kebermanfaatan dalam memenuhi kebutuhan hidup dari pengambilan nilai manfaat yang telah tersedia oleh alam dengan prinsip optimalisasi pemenuhan kebutuhan hidup. Perbuatan-perbuatan yang manusia lakukan haruslah perbuatan yang baik dan bukan perbuatan yang tercela. Sehingga menghadirkan kebermanfaatan dan kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang. Melalui konsep utilitarianisme John Struat Mill yang memiliki relevansi terhadap perilaku ekonomi ( Behavioral Economics ) bukan tidak mungkin jika perilaku ekonomi didasarkan pada prinsip optimalisasi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya ini akan  berdampak kepada kebahagiaan yang diwariskan kepada genaerasi setelahnya tanpa khwatir dengan permasalahan ekonomi yakni kelangkaan ( Scarcity).