KAFKAESQUE DALAM ANTOLOGI CERKAK LINTANG KEMUKUS GAGAT RAHINA DAN UPAYA PELESTARIAN BAHASA JAWA DAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS

Abstract

Meskipun eksistensi bahasa Jawa masih masuk kategori aman, upaya pelestariannya tetap perlu dilakukan. Di Indonesia ada 718 bahasa daerah dan sudah ada 8 bahasa daerah yang dikategorikan punah, 5 bahasa kritis, dan 24 bahasa terancam punah. Tujuan penelahaan ini adalah untuk mendeskripsikan upaya pelestarian bahasa Jawa sebagai bahasa daerah yang dapat dilakukan secara simultan dengan upaya penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing dengan memanfaatkan buku antologi cerkak Lintang Kemukus Gagat Rahina. Pendekatan yang digunakan adalah kesusastraan pasca modern dari Bennett dan Royle. Penelahaan ini menghasilkan temuan adanya 3 cerkak dari 19 cerkak (15,8 %) yang ada dalam buku antologi cerkak yang ditelaah yang bergaya Kafkaesque, yaitu perpaduan antara tragic dan comic, serious dan nonserious, dan macabre dan laughable.