Revitalisasi Filsafat Kebahagiaan Buya Hamka sebagai Respon terhadap Fenomena Mental Distress di indonesia
Abstract
Manusia normal idealnya memiliki pemikiran bahwa hidup ini adalah mencari kebahagiaan. Namun fakta sosial di Indonesia masih menunjukkan bahwa manusia modern masih dilanda oleh mental distress. Karena itu, untuk mendapatkan kebahagiaan, seseorang harus berusaha untuk mengetahui hakikat kebahagiaan itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan tentang: (1) Hakikat kebahagiaan menurut pemikiran Hamka; (2) Unsur-unsur kebahagiaan dalam perspektif Hamka; dan (3) Relevansi konsep kebahagiaan menurut Hamka dalam konteks kekinian. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam menggali datanya. Pendekatan analisis konten dipakai untuk menggali pemikiran Hamka tentang filsafat kebahagiaan. Data primer diambil dari buku Hamka berjudul: “Tasawuf Modern: Bahagia Itu Dekat dengan Kita, Ada di dalam Diri Kita.” Sedangkan data sekunder diambil dari literatur lainnya yang relevan. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Hakikat kebahagiaan menurut pemikiran Hamka terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu: kebahagiaan akhirat, kebahagiaan akal budi, dan kebahagiaan tubuh. (2) Unsur-unsur yang membentuk kebahagiaan manusia yaitu memiliki: akal yang sempurna, i’tikad yang bersih, keyakinan, iman, dan agama. (3) Pemikiran Hamka mengenai filosofi kebahagiaan masih sangat relevan dengan konteks kekinian untuk mengatasi mental distress di tengah masyarakat. Kata kunci: Filsafat, Kebahagiaan, Hamka, Mental Distress.