Pelaksanaan Metode Penyuluhan Agama pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Soreang Kota Parepare
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menganalisa bentuk program penyuluhan agama di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Soreang Kota Parepare dan bagaimana metode penyuluhan agama dan implikasinya di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Soreang Kota Parepare. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yaitu ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, model data (display data) dan pengambilan keputusan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program penyuluh agama yaitu majelis taklim, kelompok pengajian remaja dan bimbingan belajar TKQ/TPQ. Adapun metode yang diterapkan di masyarakat yaitu menggunakan metode komunikasi tatap muka langsung, di mana penyuluh melakukan komunikasi langsung atau bertatap muka langsung kepada objek. Dalam metode tatap muka langsung ini juga menggunakan metode yang lainnya seperti dalam pangajian- pengajian yaitu metode ceramah, metode tanya jawab/dialog, metode diskusi lepas dan metode demonstrasi. Sedangkan dalam program bimbingan belajar TKQ/TPQ menggunakan metode privat/sorongan/individual, metode klasikal dengan individual dan metode klasikal baca simak. Pada dasarnya dalam pelaksanaan metode penyuluhan agama dan implikasinya di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Soreang Kota Parepare yang dilakukan oleh penyuluh agama cukup baik dan berhasil karena dalam pelaksanaan programnya dilakukan secara rutin dan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik, walaupun perubahannya secara bertahap atau sedikit demi sedikit.. Adapun hasil pelaksanaannya cukup berhasil, hal ini terbukti dengan semakin tingginya kesadaran dan bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai keagamaan dan juga bertambahnya minat masyarakat untuk mengkaji agama lebih baik lagi. Adapun faktor pendukung dalam keberhasilan program dan metode adalah adanya semangat penyuluh untuk saling menasehati dan saling mengingatkan untuk beramal makruf nahi mungkar dan penerimaan masyarakat terhadap kehadiran penyuluh.