Dramaturgi koruptor: Analisis framing pada pemberitaan Lukas Enembe di media detik.com
Abstract
Indonesia menempati posisi kelima negara terkorup di Asia Tenggara. Berbagai pemberitaan korupsi banyak berseliweran di media. Tersangka korupsi terkadang menampilkan kondisi yang berbeda dengan semestinya. Seperti yang dilakukan oleh Lukas Enembe yang beberapa kali mangkir dalam panggilan KPK karena kondisi kesehatan. Akan tetapi, di sisi lain banyak media yang memberitakan bahwa Lukas dalam kondisi sehat bahkan dapat berjalan-jalan ke luar negeri. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui framing media mengenai koruptor. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dramaturgi para koruptor dan framing berita pada media detik.com. Metode yang digunakan yaitu analisis framing dari Robert M. Entman dengan model pendekatan kualitatif. Data penelitian didapatkan dari hasil analisis berita di media detik.com. Peneliti juga menggunakan data sekunder berupa artikel jurnal, buku, dan literatur lain yang ada di internet. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis framing Robert M Entman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa detik.com cenderung memframing pemberitaan korupsi Lukas Enembe dengan memberikan ruang bagi KPK dalam membantah tuduhan yang dilakukan oleh keluarga tersangka. Terdapat dramaturgi yang dilakukan oleh Lukas seperti halnya panggung depannya yang menyatakan sakit tetapi di belakang itu dapat beraktivitas dengan sehat dalam tahanan. Penelitian ini memiliki fungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang netralitas media dalam menyajikan sebuah berita termasuk berita korupsi. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan serta pengetahuan bagi KPK dalam melakukan penyidikan bahwa koruptor dapat melakukan dramaturgi dalam proses penyelidikan.