Konselor Dalam Bimbingan Dan Konseling Kelompok Dengan Expressive Arts Therapy

Abstract

Abstrak: Fenomena di sekolah bahwa terdapat siswa yang pada saat proses konseling tidak mampu menyampaikan apa yang menjadi kecemasan, ketakutan dan kekhawatirannya. Hal ini terjadi mungkin karena dampak psikologis dari berbagai pengalaman hidupnya, seperti trauma karena tindakan pembully an yang dilakukan teman sekelas di media sosial. Jika dampak psikologis ini dibiarkan berlarut-larut, akan menjadi permasalahan yang kompleks bagi siswa. Salah satu layanan yang dapat diberikan konselor dengan mengaktifkan dinamika kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling kelompok dengan expressive arts therapy. Melalui pendekatan expressive arts therapy klien dapat mengkomunikasikan dan mengekspresikan perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikirannya melalui aktifitas yang berkaitan dengan seni, musik, tari-tarian, drama, puisi, serta permainan. Dalam konseling kelompok dengan pendekatan expressive arts therapy yang terpenting adalah anggota kelompok mampu mengembangkan kemampuan untuk mengungkapkan serta mengkomunikasikan secara efektif dan otentik apa yang ada dalam dirinya dan apa yang menjadi beban pikirannya, serta yang menjadi obyek kecemasannya melalui berbagai pendekatan yang bisa dilakukan konselor dengan alat bantu dalam ekspresif terapi. Artikel ini akan membahas tentang peran konselor dalam bimbingan dan konseling kelompok dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Dapat digunakan sebagai alternatif yang digunakan oleh konselor sekolah untuk membantu anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhan emosional, membangun penerimaan diri, meningkatkan harga diri, mengurangi kecemasan, memenuhi kebutuhan kognitif dan mengembangkan keterampilan social dalam kelompok.