Rasm Manuskrip Mushaf Al-Qur’an: Kajian terhadap Naskah Koleksi Pedir Museum Aceh Nomor 278/16

Abstract

The majority of Muslims agree that rasm 'uthmānī should be used as a reference in the pattern of copying the Qur'an, but the Qur'an mushaf 278/16 collection of Pedir Museum Aceh tends to violate this consensus. In addition, research on the rasm aspect in the ancient mushaf of Aceh is also still limited. Therefore, this research is important to do. This study seeks to answer several questions. First, what are the characteristics of the Qur'an 278/16 mushaf in the collection of Pedir Museum Aceh? Second, how is the use of rasm in the Qur'an 278/16 mushaf collection of Pedir Museum Aceh? This research is classified as literature research with a qualitative model. Descriptive methods were used to analyze the existing data, then compared the writing of words in this mushaf with the narrations of al-shaykhān, al-Dānī and Abū Dāwūd. The results showed that the mushaf was an ancient Acehnese mushaf written around the 18th century AD with characteristics like other Acehnese mushaf. From observations, it can be seen that this mushaf is written using mixed rasm, thus showing the inconsistency of rasm in writing. Some words are written using rasm 'uthmānī with a tendency to follow the narration of al-Dānī. Others are written using the rasm imlā'ī with predominance violating ḥadhf rules as well as violating other rules.Abstrak: Mayoritas umat Islam menyepakati bahwa rasm ‘uthmānī harus dijadikan acuan dalam pola penyalinan Al-Qur’an, namun mushaf Al-Qur’an 278/16 koleksi Pedir Museum Aceh cenderung menyalahi konsensus tersebut. Di samping itu, penelitian terhadap aspek rasm dalam mushaf kuno Aceh juga masih terbatas. Oleh karenanya penelitian ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini berusaha menjawab beberapa persoalan. Pertama, bagaimana karakteristik mushaf Al-Qur’an 278/16 koleksi Pedir Museum Aceh? Kedua, bagaimana penggunaan rasm dalam mushaf Al-Qur’an 278/16 koleksi Pedir Museum Aceh? Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan dengan model kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang ada, selanjutnya membandingkan penulisan kata dalam mushaf ini dengan riwayat al-syaikhān, al-Dānī dan Abū Dāwūd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mushaf tersebut merupakan mushaf kuno Aceh yang ditulis sekitar abad ke-18 M dengan karakteristik seperti mushaf Aceh lainnya. Dari pengamatan terlihat bahwa mushaf ini ditulis menggunakan rasm campuran sehingga menunjukkan inkonsistensi rasm dalam penulisannya. Sebagian kata ditulis menggunakan rasm ‘uthmānī dengan kecenderungan mengikuti riwayat al-Dānī. Sedangkan sebagian lainnya ditulis menggunakan rasm imlā’ī dengan dominasi menyalahi kaidah ḥadhf di samping juga menyalahi kaidah-kaidah lainnya.