Stilistika Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 94, 95 dan 218
Abstract
[Studi Analisis Terminologi Ulul Albab dalam Al-Qur’an] Banyak sekali rahasia dan keistimewaan yang terkandung di dalam Al-Qur’an, salah satunya yaitu dari aspek bahasa. Penggunaan kata di dalam Al-Qur’an tidak hanya dari segi keindahan saja, tetapi juga dari aspek makna yang nantinya akan menghadirkan paham yang berbeda. Seperti halnya kata al-Tamanni dan al-Taraji di dalam al-Qur’an. Apabila diartikan kata al-Tamanni dan al-Taraji memiliki arti pengharapan. Seringkali ada yang menganggap bahwa al-Tamanni dan taraji memiliki makna yang sama, tetapi pada dasarnya kedua lafadz tersebut memiliki makna yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisa dan memahami makna uslub al-Tamanni dan al-Taraji dan bagaimana penerapannya di dalam QS. Al-Baqarah: 94, 95 dan 218. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ilmu stilistika yaitu pendekatan gaya bahasa. Hasil penelitian ini yaitu di dalam QS. Al-Baqarah: 94 dan 95 disana tidak terdapat uslub al-Tamanni tetapi di dalam QS. An-Naba: 40, disana memakai adat dengan lafadz لَيْتَ berfungsi sebagai mengungkapan pengharapan yang mustahil dan sangat jauh, seperti harapan mereka (orang-orang kafir) supaya menjadi tanah kembali agar terhindar dari ancaman azab Allah SWT. dan pengharapan mereka merupakan angan-angan yang sia-sia. Dan uslub al-Taraji terdapat pada QS. Al-Baqarah: 218 disana menggunakan lafadz يَرْجُوْن pengharapan pada ayat ini memeliki makna al-Taraji yang mana pengharapan disini disertai denganrasa khawatir, yang mana khawatir ini menghadirkan iktiar merekadalam mencari ridha Allah SWT.