Membangun Self-Love Pada Anak Usia Remaja Menggunakan Teori Filsafat Stoikisme Marcus Aurelius

Abstract

Abstract : This paper focuses on adolescents who are known to not be able to control their thoughts properly, so many of them are easily stressed. This stressful phase can lead them to take irrational actions, such as suicide. This problem then becomes very serious due to the fact that teenagers are indeed an age that is very vulnerable to suicide. Seeing this reality, this paper uses qualitative methods and literature studies in answering these problems. In particular, this paper offers the theory of Stoic philosophy from Marcus Aurelius about how to love oneself properly by prioritizing reason and rationality in making decisions, including overcoming negative emotions, in order to avoid choosing irrational actions. With the hope that the implementation of this theory in adolescents, it will help tough teenagers in living a life that will not be separated from this problem. The results of this study will contribute greatly to education, both in the family and in schools. At home parents can provide the results of this research as advice to children and at school teachers use it as advice when teaching. This certainly can be a preventive measure for suicidal tendencies in Indonesia in general, and in Toraja in particular. Keywords: Marcus Aurelius, Stoic philosophy, Suicide, Teenager.   Abstrak: Tulisan ini berfokus pada anak usia remaja yang dikenal belum bisa mengendalikan pikirannya dengan baik, sehingga menjadikan banyak dari mereka yang mudah stres. Fase stres tersebut bisa mengantarkan mereka melakukan tindakan-tindakan yang irasional, seperti bunuh diri. Masalah ini kemudian menjadi sangat serius karena fakta mengatakan bahwa usia remaja memanglah usia yang sangat rentan akan tindakan bunuh diri. Melihat realitas tersebut, tulisan ini menggunakan metode kualitatif dan studi pustaka dalam menjawab permasalahan tersebut. Secara khusus tulisan ini menawarkan teori filsafat Stoa dari Marcus Aurelius tentang bagaimana mencintai diri secara benar dengan mengutamakan nalar dan rasionalitas dalam mengambil keputusan termasuk dalam mengatasi emosi yang sifatnya negatif, agar terhindar dari pemilihan tindakan yang irasional. Dengan harapan bahwa terimplemntasinya teori ini pada anak usia remaja, maka akan membantu remaja tangguh dalam menjalani kehidupan yang tidak akan lepas dari masalah ini. Hasil penelitian ini akan berkontribusi besar pada rana pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga maupun di sekolah. Di rumah orang tua bisa memberikan hasil penelitian ini sebagai nasihat kepada anak dan di sekolah dijadikan nasihat oleh para guru ketika mengajar. Hal ini tentu bisa menjadi upaya preventif kecenderungan bunuh diri di Indonesia secara umum, dan di Toraja secara khusunya.   Kata Kunci: Bunuh Diri, Filsafat Stoa, Marcus Aurelius, Remaja