Hoax dan Literasi Media Internet di Era Covid-19

Abstract

Tingginya informasi hoax pada saat pendemi covid-19 semakin mengkhawatirkan. Meskipun kampanye sosial terkait hoaxsudah sangat sering dilakukan. Penelitian ini mencari tahu kenapa informasi hoax masih tinggi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksplanatif dengan menggunakan teori Science and Human Behaviour Skinner. Sampel dalam penelitian ini adalah 499 mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis regresi linier yaitu uji t dan uji f. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari individual competence framework (X1) dan kampanye sosial hoax (X2) terhadap perilaku mahasiswa dalam berinternet (Y); Besarnya pengaruh yang ditimbulkan sebesar 35,3% dan pengaruh bersifat positif. Ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai dari dua variabel independent maka semakin baik pula perilaku mahasiswa dalam berinternet; Masih ada 64,7% pengaruh dari variabel independent lain terhadap perilaku mahasiswa dalam berinternet; Sebagian besar mahasiswa setuju bahwa orang yang melaporkan hoax, tidak membuat konten hoax dan tidak menyebarkan konten hoax mendapatkan hadiah materiil; Meskipun sebagian besar mahasiswa setuju terkait reinforcement positif dari aspek materiil, ternyata reinforcement positif dari segi agama berupa mendapatkan pahala ada diurutan pertama;kedua,reinforcement dari segisosial yaitu mendapatkan pengakuan sebagai orang yang kredibel atau jujur; ketiga reinforcement dari segi hukum yaitu tidak mendapatkan pidana dan yang terakhir adalah reinforcement dari segi materiil. Begitu juga reinforcement negatifnya yaitu reinforcement dari segi agama, sosial dan hukum