Konsep Cinta Wanita Pekerja Seks (WPS)

Abstract

Cinta merupakan hak dari setiap makhluk yang ada di dunia, setiap orang berhak untuk mencintai dan dicintai, termasuk wanita pekerja seks (WPS). Karena pada dasarnya WPS juga manusia yang mana dalam hidupnya membutuhkan cinta. Fenomena yang terjadi di lingkungan lokalisasi antara lain: di tempat lokalisasi terdapat WPS yang menjalin cinta, timbulnya keyakinan bahwa jalan untuk mengentaskan WPS dari tempat pelacuran adalah menikahinya, didapati WPS yang berperan ganda yaitu sebagai WPS dan sebagai ibu, dan timbulnya argumen masyarakat bahwa WPS bekerja tanpa didasari cinta atau WPS bekerja dengan menjajakan cinta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsep cinta WPS dan faktor yang menyebabkan WPS memilih jenis cintanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kulitatif fenomelogi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitasnya dengan teknik triangulasi. Jumlah subyek enam orang WPS yang terbagi atas tiga kriteria (1) WPS yang berkeluarga (2) WPS yang mempunyai pacar (3) WPS yang berkeluarga dan yang mempunyai pacar. Hasil penelitian menunjukkan seluruh subyek mengalami konsep cinta, akan tetapi lebih mencondongkan pada salah satu dari lima jenis cinta menurut Erich Fromm, hal itu disebabkan oleh faktor dari masing-masing subyek yang berbeda-beda. Akan tetapi pemilihan jenis cinta yang didahulukan tersebut bertujuan untuk menebarkan cinta kepada semuanya.