Koping Kultural Dalam Proses Kebangkitan Pasca Bencana (Studi Etnometodologi Pada Penyintas Kebakaran Pasar Pon Trenggalek)
Abstract
Pasar Tradisional memiliki peran penting sebagai urat nadi perekonomian rakyat. Kebakaran menimbulkan dampak psikologis bagi para pedagangnya, namun mereka harus bangkit dan mulai lagi membangun usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres, koping kultural sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhinya, dalam proses kebangkitan pada pedagang penyintas kebakaran Pasar Pon Trenggalek, Jawa Timur. Menggunakan pendekatan kualitatif-etnometodologis, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teori Ben C.H Kuo digunakan untuk menjelaskan variabel. Sementara subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima pedagang pasar yang terbilang paling cepat bangkit. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebakaran Pasar Pon di Trenggalek menimbulkan efek stres dengan gejala fisik dan emosional, sehingga dikategorikan sebagai stres toksik. Koping Kultural yang ditampilkan kelima subjek meliputi collective coping, avoidance coping, dan engagement coping. Di dalamnya tampak penggunaan kearifan lokal Jawa berupa prinsip nrimo ing pandum, ngukur sarira, dan mulur mungkret, juga berupa laku minta bantuan wong tuwek dan tahlilan untuk mengharap keberkahan. Faktor yang mempengaruhi koping kultural tersebut meliputi faktor kesehatan fisik, pandangan positif, ketrampilan sosial dan memecahkan masalah, serta dukungan sosial dan materi, disamping kultur khas masyarakat kolektivis yang menjunjung tinggi harmoni.