EKONOMI ISLAM DALAM KONSEP ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

Abstract

Ekonomi Islam mempunyai tugas yang berbeda dengan ekonomi konvensional. Tugasnya selain mempelajari realita perilaku agen-agen ekonomi, baik rumah tangga produsen, rumah tangga konsumen, maupun pemerintah, juga harus merumuskan konsep perilaku ideal menurut ajaran Islam yang seharusnya dilakukan oleh agen- agen ekonomi, sekaligus efek-efeknya yang mungkin bagi perekonomian. Konkretnya, ilmu ini disamping menjelaskan variabel-variabel yang terkait, yang mungkin menyebabkan ketimpangan antara perilaku real dengan perilaku ideal juga bertugas menyarankan strategi yang tepat untuk mengarahkan perilaku agen-agen ekonomi agar perilaku yang ideal dapat terwujud. Ontologi membahas tentang hakikat apa yang dikaji, atau dengan kata lain, ontologi adalah science of being qua being. Epistemologi membahas tentang bagaimana badan ilmu pengetahuan disusun. Dengan kata lain, membahas tentang ruang lingkup dan batas-batas ilmu pengetahuan. Pertanyaan yang harus dijawab: Dari mana sumber ilmu pengetahuan? Bagaimana sifat dari ilmu pengetahuan itu? Bagaimana memverifikasi kebenarannya? Kebenaran wahyu bersifat dogmatis dan absolut, sehingga peran wahyu dalam pencarian kebenaran sangatlah penting. Tetapi, kita dituntut menempatkan kebenaran rasional dan fakta empiris dalam kerangka Islam secara keseluruhan. Nyatanya, Islam memandang penting kedudukan akal, sampai-sampai Allah murka terhadap orang-orang yang tidak mau menggunakan akalnya. Kajian aksiologis ekonomi Islam ialah membicarakan ekonomi Islam dari segi nilai dan manfaat. Keberadaan ekonomi Islam diharapkan mampu menjadi problem solver.