PERPADUAN SISTEMIK-ORGANIK MENUJU PERPADUAN EPISTEMIK: DILEMA INTEGRASI PESANTREN DAN PERGURUAN TINGGI

Abstract

kajian ini dilatarbelakangi oleh penilaian yang di satu sisi menempatkan lembaga pendidikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang jumud, sementara di sisi lain, tidak jarang yang memandang bahwa pesantren begitu adaptif dalam merespon tantang zaman. Salah satunya adalah eskalasi pesantren yang memiliki lembaga pendidikan tinggi, mulai dari yang berstatus sekolah tinggi hingga universitas. Namun tentu saja, berdirinya perguruan tinggi di lingkungan pesantren menjadi dilema tersendiri jika disadari sejak awal bahwa hadirnya lembaga pendidikan tersebut tentu sulit untuk menggeser “fanatisme” yang tertanam dalam civitas pesantren akan kepesantrenannya itu. Kemungkinan sebaliknya, bisa saja, “fanatisme” akan perguruan tinggi bagi para civitas akademiknya sedikit menguras “keberimanan” terhadap pesantren. Atas dasar itu, kajian ini mencoba untuk menelaah perpaduan antara pesantren dan perguruan tinggi dalam rangka membuktikan adanya dilema yang dimaksudkan. Melalui artikel ini, jika penelitian yang ada membuktikan keberhasilan integrasi pesantren dan perguruan tinggi melalui istilah perpaduan sistemik-organik, maka hemat penulis, yang harus dilakukan sebagai pengembangan integrasi keilmuan antara pesantren dan perguruan tinggi adalah integrasi pada tataran epistemik. Melalui perpaduan epistemik ini, diharapkan mampu melahirkan karya-karya orisinal dari pesantren melalui bahts al-kutub yang memadukan antara penguasaan konten dan kemampuan metodologis.