Profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Konsep Diri Siswa

Abstract

This study aims to see and analyze the professionalism of PAI teachers in the formation of students' self-concept at SMP Negeri 1 Merangin. Through qualitative research methods, with school principals, representatives, PAI teachers, extracurricular coaches and students as research subjects, data were obtained by means of observation, interviews, documentation and triangulation. Then analyzed with the Miles and Huberman model. The results of the research obtained were that the professionalism of the PAI teachers at SMP Negeri 1 Merangin was included in the good category, but still needed to increase teacher competence so that in the future no negative self-concepts of students were found. Student internal and external factors become obstacles for PAI teachers in forming students' self-concept so that the promotion of religious activities continues to be carried out such as routine cultural activities, noon prayers in congregation and reciting iqra' (mulok), then MTQ extracurriculars, tahfiz, and memorizing jus 30 which carried out on a scheduled basis. Sebuah mahakarya besar dalam dunia pendidikan apabila generasi muda yang dilahirkan memiliki konsep diri yang baik. Untuk mencapai hal ini guru dituntut untuk profesional, agar siswa mampu menunjukkan citra dirinya yang berkarakter, mandiri dan religius. Maka, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis profesionalitas guru PAI dalam pembentukan konsep diri siswa di SMP Negeri 1 Merangin. Melalui metode penelitian kualitatif, dengan kepala sekolah, wakil, guru PAI, pembina-pembina ekstrakurikuler dan siswa sebagai subjek penelitian, data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Selanjutnya dianalisis dengan model Miles and Huberman. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah profesionalitas guru PAI SMP Negeri 1 Merangin termasuk dalam kategori baik, akan tetapi masih tetap perlu peningkatan kompetensi guru sehingga dimasa depan tidak ditemukan lagi konsep diri siswa yang negatif. Faktor internal dan eksternal siswa menjadi kendala bagi guru PAI dalam pembentukan konsep diri siswa sehingga penggalakan kegiatan keagamaan terus dilaksanakan seperti kegiatan rutin kultum, solat zuhur berjama’ah dan mengaji iqra’ (mulok), selanjutnya ekstrakurikuler MTQ, tahfiz, dan hafalan jus 30 yang dilaksanakan secara terjadwal.