Konsep Ummī Dalam Al-Qur’an

Abstract

Artikel ini mengkaji sejarah pemaknaan lafaz ummī pada awal kemunculannya serta pemaknaan lafaz ummī dari segi kebahasaan dan pemaknaannya di masa kini dan bagaimana konsepsi al-Qur’an tentang lafaz ummī. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan teknik deskriptif analitis. Hasil dari penelitian menunjukkan tiga hal penting antara lain; pertama, kosa kata ummī dalam al-Qur’an jika dilihat dari konteks historis, maka ayat-ayat yang memuat lafaz ummī tidak memiliki asbāb al-nuzūl secara khusus. Kedua, kosa kata ummī dalam analisis eiditik (kajian kebahasaan), sebenarnya telah ditafsirkan dengan banyak makna otentik yang diperluas dan dikembangkan oleh para generasi sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, dan ulama-ulama setelahnya hingga saat ini. Ketiga, terma ummī dalam konteks analisis praksis mengarah pada makna yang diberikan oleh hermeneutika modern yang berusaha menyatukan makna-makna tekstual linguistik dengan makna kontekstual historis, kemudian mensinergikan keduanya dengan makna al-maghzā untuk menemukan makna relevansinya yang sesuai dengan konteks sosial budaya, yang dapat diterima masyarakat di berbagai tempat, dan sejalan dengan situasi dan kondisi kekinian di mana dan kapan kata ummī didialogkan dan diinterpretasikan.