STUDY KOMPARATIF PENGELOLAAN PROGRAM TAHFIZH PADA RUMAH TAHFIZH DI KECAMATAN AMPEK ANGKEK KAB. AGAM

Abstract

Permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan program tahfizh antara satu rumah tahfizh dibandingkan dengan rumah tahfizh yang lain di Kecamatan Ampek Angkek Kab. Agam.  Adapun batasan masalahnya adalah: pilihan program Tahfizh, Metode yang digunakan, media yang digunakan, pelaksanaan evaluasi dan problematika yang dihadapi oleh rumah tahfizh. Metode penelitian adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif, sumberdata penelitian adalah unsur pimpinan, para guru yang mengajar tahfizh dengan teknik pengambilan sampel purposive random sampling.  Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumen. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Study Komparatif paket program bahwa kedua Rumah Tahfizh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Rumah Tahfizh Mardhiana Ibrahim hanya punya satu program Yaitu Program Tahfizh saja, sedangkan pada Rumah Tahfizh MTQM ada tiga Program yaitu Program Tahfizh, program Tahmidy dan Program Abata.  Study Komparatif penggunaan metode pada kedua Rumah Tahfizh dapat diambil kesimpulan bahwa pada Rumah Tahfizh Mardhiana Ibrahim hanya ada satu metode yaitu metode Sima’I, sedang pada MTQM ada tiga yaitu Metode Tikrar, metode Talkin dan metode talakki. Study Komparatif penggunaan media, bahwa kedua Rumah Tahfizh, dapet diambil kesimpulan bahwa media yang digunakan pada Rumah Tahfizh Mardiana Ibrahim adalah Video dan atau Video Call, sedangkan pada MTQM, disamping menggunakan video rekaman dan video call, juga menggunakan buku penghubung anatara guru dengan santri dan antara Guru dengan wali santri.  Study Komparatif evaluasi program, bahwa kedua rumah tahfizh sama melaksanakan evaluasi mingguan, semesteran dan tahunan.  Problematika yang dihadapi pada Rumah-rumah Tahfizh, bahwa kedua Rumah Tahfizh dapat disimpulkan bahwa problematika yang dihadapi Rumah Tahfizh berasal dari masalah santri yang kurang serius, lemah bacaan, banyak beban tugas di sekolah formal dan kurangnya dukungan dari wali santri.