Keterlibatan Sukarni dalam Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Tahun 1945

Abstract

This article discusses Sukarni's involvement in the events leading up to the proclamation of independence in 1945. Sukarni Kartodiwirdjo was a movement figure from young people or groups who had a nationalist spirit and played an active role in the Indonesian independence process. Sukarni was also one of the youth cadres formed directly by Soekarno so that he became a militant youth. The purpose of this article is to see Sukarni's involvement as a youth leader in the events leading up to the reading of the text of the proclamation of Indonesian independence in 1945. This article uses historical research methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The primary source was obtained from an interview with Emalia Iragiliati (daughter of Sukarni). The data obtained is presented in a narrative-descriptive way. The results showed that Sukarni played a major role in the youth movement leading up to the proclamation of independence, starting from the Menteng youth movement up to the proclamation of Indonesian independence. Debate due to differences in views of opinion occurred between the older and the younger groups regarding the time of reading the text of the proclamation. The young people led by Sukarni wanted to declare Indonesia's independence as soon as possible, this was also the background for the kidnapping of Soekarno-Hatta by the young people. Meanwhile, the elderly are being careful while coordinating with the Gunseikanbu or high-ranking Japanese military officials. Artikel ini membahas mengenai keterlibatan Sukarni dalam peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Sukarni Kartodiwirdjo adalah salah satu tokoh pergerakan dari kaum atau golongan muda yang memiliki jiwa nasionalis dan berperan aktif dalam proses kemerdekaan Indonesia. Sukarni juga adalah salah satu kader pemuda yang dibentuk langsung oleh Soekarno sehingga menjadi pemuda yang militan. Tujuan artikel untuk melihat keterlibatan Sukarni sebagai pemimpin kaum muda pada peristiwa menjelang dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber primer didapat dari wawancara dengan Emalia Iragiliati (putri dari Sukarni). Data yang diperoleh disajikan dengan cara naratif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sukarni berperan besar dalam gerakan pemuda menjelang proklamasi kemerdekaan mulai dari gerakan pemuda Menteng sampai menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Perdebatan karena perbedaan pandangan pendapat terjadi antara golongan tua dengan golongan muda mengenai waktu pembacaan teks proklamasi. Kaum muda yang dipimpin oleh Sukarni ingin sesegera mungkin mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, hal ini pula yang melatarbelakangi diculiknya Soekarno-hatta oleh kaum muda. Sedangkan kaum tua bersikap hati-hati dengan tetap berkoordinasi dengan Gunseikanbu atau pejabat tinggi militer Jepang.