Pengajaran Inkarnasional di Tengah Himpitan Kekerasan Struktural dan Kultural di Indonesia

Abstract

Structural and cultural violence is a part of the Indonesian context. This violence can be responded to by various studies. This article tries to offer an alternative in terms of incarnational teaching. Incarnational teaching is done by drawing inspiration from the incarnation of Jesus into the world. The discussion in this article is built using library research on related books and journals. This research shows that incarnational teaching has the potential to be an alternative in dealing with structural and cultural violence. This is done by considering the discussion of its foundations related to structural and cultural violence, shalom as a theological basis, the identity of incarnational teaching, phenomenological methods in incarnational teaching, and theological reflection on experiences in incarnational teaching, and implementation of incarnational teaching. In the process, incarnational teaching is carried out in schools and churches as a manifestation of the faith community.AbstrakKekerasan struktur dan kultural menjadi salah satu bagian dari konteks Indonesia. Kekerasan ini bisa ditanggapi dengan berbagai kajian. Artikel ini mencoba menawarkan alternatif dari sisi pengajaran inkarnasional. Pengajaran inkarnasional dilakukan dengan menarik inspirasi dari inkarnasi Yesus ke dalam dunia. Diskusi di artikel ini dibangun dengan menggunakan penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran inkarnasional berpotensi menjadi salah satu alternatif menghadapi kekerasan struktural dan kultural. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan diskusi fondasinya berkaitan kekerasan struktur dan kultural, shalom sebagai dasar teologi, identitas pengajaran inkarnasional, metode fenomenologi dalam pengajaran inkarnasional, refleksi teologi terhadap pengalaman dalam pengajaran inkarnasional, dan implementasi pengajaran inkarnasional. Pada prosesnya, pengajaran inkarnasional dilakukan di sekolah dan gereja sebagai wujud dari komunitas iman.