PEMIKIRAN IBNU KATSIR TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK
Abstract
Pendidikan Islam tidak hanya bertujuan mencetak muslim yang ahli ibadah saja melainkan juga seorang yang shaleh untuk dirinya dan bermanfaat untuk orang lain. Melahirkan manusia yang peduli, atentif, memiliki perhatian, produktif dan solutif. Dalam penyajian materi pendidikan, Al-Quran membuktikan kebenaran materi tersebut melalui pembuktian-pembuktian, baik dengan argumentasi-argumentasi yang dikemukakannya maupun yang dapat dibuktikan sendiri oleh manusia (peserta didik) melalui penalaran. Dalam pandangan Ibn Katsir, seorang guru dalam mendidik tidak boleh berorientasi pada hal-hal yang bersifat ekonomi, karena mendidik itu tidak dapat disejajarkan dengan kegiatan-kegiatan tersebut, oleh karena itu seorang guru dalam kegiatan pembelajarannya harus mendedikasikan untuk tujuan lillahi ta’ala. Tulisan ini, hendak membahas Pemikiran Ibnu Katsir tentang Pendidikan akhlak. Ibnu Katsir dipilih penulis dalam kajian pemikiran terhadap sebuah konsepsi pendidikan akhlak dengan mempertimbangkan kualitas penokohan. Di satu sisi, secara kualitas penokohan, ia adalah ilmuan yang menghabiskan masa hidupnya dan mengabdikan dirinya untuk kepentingan agama yang disalurkan dengan bentuk keilmuan dan dibuktikan dengan banyaknya buku yang ia karang. Di sisi lain, secara sosial-politik, pergesekan pemahaman masyarakat di masanya turut mempengaruhi pemikirannya dalam menulis buku sejarah maupun tafsir. Secara ideologis, masyarakatnya terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok ekstrimis dan kelompok rasionalis.