KENABIAN DALAM PANDANGAN BADIUZZAMAN SAID NURSI: SEBUAH RESPON TERHADAP GAGASAN MATERIALISME BARAT
Abstract
This study aims to further explain Badiuzzaman Said Nursi's thought on prophethood. This library study employs a historical approach in extracting data and content analysis. The study shows that Said Nursi's thought concerning prophecy stems from his criticisms of the materialistic-mechanistic paradigm of Western civilization. This view basically rejects the transcendental perspective and spiritual values in understanding nature. The notion of materialism from the West attacks the key concepts of Islamic teachings. Realizing this, Nursi was called upon to give a very serious intellectual response. It was at this point that Nursi offered his ideas on prophethood. In Risālah an-Nūr, Said Nursi strives to revive prophetic values by applying theological approaches to be easily understood by society. Nursi’s thought is built on an effort to revive prophetic values so that it could shed light on Turkish people who had suffered serious illnesses due to the influences of the Western paradigm of mechanical materialism.y. This prophetic knowledge would eventually end in faith, which leads to eternal happiness for believers and eternal misery for unbelievers. Artikel ini bertujuan untuk lebih menjelaskan pemikiran Badiuzzaman Said Nursi tentang kenabian. Studi literatur ini menggunakan pendekatan historis dalam mengekstraksi data dan melakukan analisis konten. Studi ini menunjukkan bahwa pemikiran Said Nursi tentang nubuat berasal dari paradigma materialisme-mekanistik yang lahir dari peradaban Barat. Pandangan ini pada dasarnya menolak perspektif transendental dan nilai-nilai spiritual dalam memahami alam. Gagasan materialisme dari Barat menyerang konsep-konsep kunci ajaran Islam. Menyadari hal ini, Nursi dipanggil untuk memberikan respons intelektual yang sangat serius. Pada titik inilah Nursi menawarkan gagasannya tentang kenabian. Dalam Risālah an-Nūr, Said Nursi berusaha untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kenabian dengan menerapkan pendekatan teologis agar mudah dipahami oleh publik. Pemikiran Bediuzzaman dibangun dalam upaya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kenabian sehingga dapat memberikan cahaya kepada orang-orang Turki yang sudah menderita penyakit serius karena pengaruh Barat dengan paradigma materialisme mekanis yang tidak memiliki dimensi spiritualitas. Pengetahuan kenabian ini pada akhirnya akan berakhir dalam iman, yang oleh Bediuzzaman disebut kebahagiaan esensial (manusia memiliki iman) bagi manusia, dan yang menolak (kufur) keberadaan peran Tuhan dan Nabi, yang merupakan kesengsaraan sejati.