PERNIKAHAN DINI, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA : MASIHKAH BERKORELASI?
Abstract
The percentage of early marriages in South Kalimantan is the highest in Indonesia but the poverty rate in this province is the third lowest. This gives an early indication that early marriages in the province are not associated with poverty. Therefore, the case of early marriages in South Kalimantan is interesting to be observed. This study investigates what are the causes of early marriages in South Kalimantan and whether early marriages have a correlation with poverty and other indicators such as education and health levels. To answer that, data collection is done by documentation of interviews transcript and data report from the Central Statistics Agency of South Kalimantan. This study finds that the causes of early marriages in South Kalimantan relate to economic problems and as a way to protect families. This study also finds that there is a significant negative correlation between early marriages and the level of education ( -0,005 < 0,05) and between early marriages and health (-0,001 < 0,05). Surprisingly, there is no significant correlation between early marriages and poverty (0,073 > 0,05). This means that the higher the number of early marriages, the lower the level of education and health and vice versa. This finding is important for policy makers, communities, and religious leaders to focus on supporting public education to prevent early marriages and break the cycle of problems associated with early marriages. Persentase pernikahan dini di Kalimantan Selatan tertinggi di Indonesia tetapi angka kemiskinan di Provinsi ini berada posisi tiga terendah. Hal tersebut memberi petunjuk awal bahwa pernikahan dini di provinsi ini tidak berhubungan dengan kemiskinan. Oleh karena itu, kasus pernikahan dini di Kalimantan Selatan menarik untuk dicermati. Penelitian ini mencari penyebab terjadinya pernikahan dini di Kalimantan Selatan dan korelasi antara pernikahan dini dengan tingkat pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan. Untuk menjawab itu pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi transkrip wawancara dan laporan data dari Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. Penelitian ini menemukan bahwa penyebab terjadinya pernikahan dini di Kalimantan Selatan adalah permasalahan ekonomi dan sebagai cara untuk melindungi keluarga. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa pernikahan dini berkorelasi signifikan dengan tingkat pendidikan (-0,005 < 0,05) dan kesehatan (-0,001 < 0,05) dengan nilai negatif, tetapi pernikahan dini tidak berkorelasi signifikan dengan kemiskinan (0,073 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika persentase pernikahan dini menurun, tingkat pendidikan dan angka harapan hidup akan meningkat. Temuan ini penting untuk pengambil kebijakan, komunitas, serta tokoh agama untuk fokus pada dukungan terhadap pendidikan masyarakat untuk mencegah pernikahan dini dan memutus siklus permasalahan yang terkait dengan pernikahan dini.