PERBANDINGAN ALIRAN MUKTAZILAH, MURJIAH DAN ASY’ARIYAH TENTANG POSISI AKAL DAN WAHYU
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan posisi akal dan wahyu, dalam pandangan aliran Muktazilah, Murjiah dan Asy’ariyah. Dalam Islam, akal memiliki posisi yang sangat mulia. Meski demikian bukan berarti akal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami agama. Islam memiliki aturan untuk menempatkan akal sebagaimana mestinya. Bagaimanapun, akal yang sehat akan selalu cocok dengan syariat islam dalam permasalahan apapun. Wahyu baik berupa Al-Qur’an dan Hadis bersumber dari Allah swt. pribadi Nabi Muhammad saw. yang menyampaikan wahyu ini, memainkan peranan yang sangat penting dalam turunnya wahyu. Berkaitan tentang akal dan wahyu; Bagi Mu’tazilah wahyu hanya berfungsi sebagai konfirmasi dan informasi, memperkuat apa yang telah diketahui akal dan menerangkan apa yang belum diketahui akal, dalam artian menyempurnakan pengetahuan telah diperoleh akal. Disamping itu juga akal berfungsi sebagai mengingatkan manusia akan kelalaian mereka dan memperoleh jalan untuk mengetahui Tuhan. Aliran Murjiah membuat kesepakatan bahwa sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Qur’an dan Sunnah sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah, sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah swt. Sedangkan, menurut Aliran Asy’ariyah wahyu sangat penting, berhubung akal hanya dapat mengetahui adanya Tuhan saja. Sedangkan mengetahui baik dan buruk serta mengetahui kewajiban-kewajiban manusia itu hanya dapat diketahui melalui turunnya wahyu.