Konsep Maqam Tauhid Perspektif Muhammad Nafis al-Banjari (Studi Analisis terhadap Kitab ad-Durrun Nafis)

Abstract

Tauhid adalah mengesakan Allah baik dalam zat, sifat, maupun perbuatan. Seseorang dapat dikatakan bertauhid apabila hanya menjadikan Allah sebagai Tuhan yang disembahnya. Namun dalam sudut pandang tasawuf, tauhid dijadikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu uraian tentang tauhid yang sangat fundamental bagi kaum muslimin peneliti temukan pada sebuah kitab karya ulama sufi asal Kalimantan Selatan berupa maqam yang harus dilalui oleh seorang salik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kitab al-Durr al-Nafis fi Bayan Wahdat al-Af’al wa al-Asma’ wa al-Shifat wa al-Dzat al-Taqdis mengenai konsep maqam tauhid. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Muhammad Nafis adalah seorang tokoh tasawuf falsafi yang mempunyai sebuah karya berupa kitab tasawuf. Kitab tersebut berisi ajaran tauhid yang terintegrasi dengan tasawuf dan gabungan antara pemikiran tasawuf akhlaki dan tasawuf falsafi secara objektif. Kitab ini diawali dengan perkara-perkara yang membatalkan suluk dan macam-macam syirik khafi, kemudian berlanjut kepada pembahasan tentang empat maqam tauhid sebagai tingkatan bagi para salik dalam perjalanan menuju Allah, dan tingkatan tajalli zat sebagai penutup. Penelitian ini menyimpulkan bahwa maqam tauhid Muhammad Nafis secara keseluruhan mengandung konsep musyahadah atas kemutlakan zat dan wujud Tuhan agar para salik dapat memandang secara hakikat terhadap segala kejadian di alam semesta ini untuk terhindar dari kemusyrikan.