Dialektika Andragogi Dengan Tafsir Tarbawi dan Implikasinya di Perguruan Tinggi Islam

Abstract

Abstract: Pendidikan orang dewasa (adult learning) semakin krusial di era digital yang menuntut setiap insan menjadi pembelajar mandiri (self-directed learner). Teori pendidikan orang dewasa yang paling populer di tengah masyarakat adalah andragogi, terutama versi Malcolm Knowles. Sebagai buah pemikiran yang merepresentasikan perspektif “ousider” (Barat), andragogi tidak bisa serta merta diadopsi ke dalam pendidikan Islam, karena masih perlu upaya filterisasi (tamyiz) dari perspektif “insider” (Islam) untuk memilah bagian andragogi yang relevan dan yang tidak relevan dengan konteks pendidikan Islam. Oleh sebab itu, teori andragogi versi Knowles perlu “didialogkan” dengan sumber primer pendidikan Islam, yaitu al-Qur’an, sehingga terjadi dialektika antara andragogi dengan al-Qur’an. Catatan pentingnya adalah al-Qur’an tidak hanya dijadikan sebagai justifikasi, melainkan juga dijadikan sebagai informasi awal dan kritik terhadap andragogi dalam bentuk revitalisasi, reinterpretasi dan reformulasi. Pada titik ini, tafsir tarbawi dibutuhkan sebagai representasi pandangan al-Qur’an tentang isu-isu pendidikan. Berdasarkan perspektif teoretis dialektika yang digagas Syahrur, ada lima model dialektika andragogi dan tafsir tarbawi. Pertama, dialektika internal terjadi ketika andragogi dan tafsir tarbawi saling menafikan. Kedua, dialektika eksternal terjadi ketika andragogi dan tafsir tarbawi saling melengkapi. Ketiga, dialektika berlawanan terjadi ketika andragogi dan tafsir tarbawi tidak saling bertegur-sapa. Keempat, dialektika pemikiran terjadi ketika andragogi dan tafsir tarbawi saling mendominasi berdasarkan penilaian rasional-empiris. Kelima, dialektika kejiwaan terjadi ketika andragogi dan tafsir tarbawi saling mendominasi berdasarkan penilaian etis-estetis. Selanjutnya, dialektika andragogi dan tafsir tarbawi yang masih bersifat teoretis-abstrak ini, menghasilkan gagasan keilmuan yang relevan diimplementasikan dalam praktik pendidikan di perguruan tinggi Islam yang memadukan kelebihan andragogi pada aspek epistemologis serta kelebihan tafsir tarbawi pada aspek ontologis dan aksiologis.