Konsep Syura dan Demokrasi dalam Wacana Kontekstual: Studi Terhadap Pemikiran Kontekstual Abdullah Saeed

Abstract

The discourse on democracy and all its variants, including the term shura, is an issue that is never obsolete in the study of the Qur'an. In the last few decades, Muslim scholars have begun to see the issue of shura as a discourse that must be read more widely along with the changing times. Therefore, Muslim scholars created a modern generation to respond to the concept of shura in a new social, political, economic and cultural context, especially with the contextuality method of the Qur'an. One of the figures applying the concept of shura is Abdullah Saeed, a contemporary thinker who introduced the study of the Qur'an through a contextual approach. Abdullah Saeed tries to revisit the term shura through two groups of interpretations, namely pre-modern interpretations such as al-Thabari, Zamakhsari, al-Razi and al-Qurtubi, and the interpretation that follows by quoting the work of Sayyid Abul A'la al - Maududi and Sayyid Qutb. This paper intends to further explore Abdullah Saeed's opinion on the term shura after conducting an in-depth study of the two groups of interpreters. This paper also attempts to provide a 'critical' note on the thoughts put forward by Abdullah Saeed by comparing them with other contemporary thinkers. Diskursus tentang demokrasi dan segala macam variannya, salah satunya adalah term syura, merupakan isu yang tidak pernah usang dalam studi al-Qur’an. Beberapa dekade terakhir, para cendekiawan Muslim mulai memandang isu syura sebagai wacana yang harus dibaca lebih luas seiring perubahan zaman. Oleh karena itu, para kelompok cendekiawan Muslim generasi modern cenderung untuk menafsirkan ulang konsep syura dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya, khususnya dengan menyoroti metode kontekstual penafsiran al-Qur'an. Salah satu aktor yang berperan dalam usaha untuk menafsirkan ulang konsep syura ini adalah Abdullah Saeed, salah seorang pemikir kontemporer yang mengenalkan kajian al-Qur’an melalui pendekatan kontekstual. Melalui pendekatan kontekstualnya, Abdullah Saeed mencoba membaca ulang term syura ini melalui dua kelompok penafsiran, yaitu interpretasi pra-modern seperti al-Thabari, Zamakhsari, al-Razi dan al-Qurtubi, dan interpretasi yang ada setelahnya dengan mengutip karya Sayyid Abul A’la al-Maududi dan Sayyid Qutb. Tulisan ini bermaksud untuk mengekplorasi lebih jauh tentang pandangan Abdullah Saeed terhadap term syura setelah melakukan kajian secara mendalam terhadap dua kelompok penafsir tersebut. Tulisan ini juga berupaya memberikan catatan ‘kritis’ terhadap pemikiran yang dikemukakan oleh Abdullah Saeed dengan mengkomparasikan dengan pemikir-pemikir kontemporer lainnya.