JARGON BAHASA MADURA PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTURA (Sebuah Kajian Empiris)

Abstract

Dalam suatu masyarakat tidak terdapat adanya keseragaman bahasa, meskipun dalam masyarakat bahasa yang monolingual (masyarakat hanya menggunakan satu macam bahasa dalam segala kegiatan hidup). Dengan demikian jelas bahwa bahasa itu tidak monolitik, tidak hanya ada dalam satu bentuk, malainkan dalam berbagai bentuk. Bahasa yang masih ada di dalam ruang lingkup sistem bahasa yang sama (langue) itu disebut varian-varian bahasa. Fenomena bahasa selain bisa diamati sebagai fenomena sistem atau stuktur bahasa bisa diamati sebagai fenomena sosial. Sebagai fenomena sosial, pemakaian bahasa dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor situasional. Melalui kajian empiris inilah bahwa penggunaan jargon berbahasa Madura pada tindak tutur masyarakat nelayan dapat dikatakan cukup banyak, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa perbedaan diksi pada tindak tutur antara masyarakat nelayan dengan masyarakat umum. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor sosial, letak geografis, dan banyak dipengaruhi oleh adanya masyarakat nelayan pendatang dari luar pulau Madura, yaitu pendatang dari sekitar Jawa Timur yang sama-sama nelayan.