Metode Pembelajaran Modern Dan Konvensional Pada Sekolah Menengah Atas

Abstract

Mengembangkan metode pembelajaran modern dan komnvensional dibutuhkan adanya metode resistensi yaitu ada kemampuan guru “mendengarkan” siswa mampu berbicara, membaca, mempraktekkan dan melakukan tindakan pembelajaran secara tentatif dan konstruktif, agar mampu menciptakan nuansa pembelajaran yang lebih hidup, mudah dan cermat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan opinion survey yang mengamati 21 SMA Negeri di Kota Makassar. Penentuan informan dilakukan dengan metode representatif melalui wawancara kepada Kepala Dinas Pendidikan dan stafnya yang menerima laporan tentang perkembangan penerapan metode pembelajaran di SMA. Analisis data yamg digunakan menganalisa grafik perkembangan metode pembelajaran untuk mengetahui efektivitas, efisiensi dan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian menemukan bahwa model yang representatif berkembang diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran kooperatif (model 2) dibandingkan dengan model pendekatan CTL (model 6) serta model lainnya. Model pembelajaran yang diterima oleh siswa SMA dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran matematika realistik (model 7) dibandingkan dengan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (model 4) serta model lainnya. Metode pembelajaran yang representatif berkembang diterapkan oleh guru SMA adalah metode demonstrasi (metode 2) dibandingkan dengan metode simulasi (metode 5) serta metode lainnya. Metode pembelajaran yang representatif diterapkan guru SMA dan diterima oleh siswa adalah metode diskusi panel dan debat (metode 3) dibandingkan dengan metode bermain peran (metode 4) serta metode lainnya. Hasil metode pembelajaran modern dan konvensional yang diterapkan oleh guru SMA dan diterima oleh siswa sudah bisa dikatakan efisien, efektif dan berkualitas dalam penerapannya mulai tahun 2013 – 2017.