Jalan Dakwah PKS dalam Tubuh Muhammadiyah (Kasus di Yogyakarta dalam Perspektif Politik Hannah Arendt)

Abstract

Sebagai partai politik sekaligus merupakan perwujudan dari gerakan Tarbiyah afilisasi Ihkwanul Muslimin, PKS menjalankan agenda dakwahnya dengan jalan merangsek masuk ke dalam aset milik Muhammadiyah. Kasus yang terjadi di Yogyakarta memperlihatkan bagaimana politik cum dakwah PKS secara infiltratif lewat kader-kader Tarbiyah perlahan mampu merubah haluan kader-kader Muhammadiyah untuk masuk kebarisannya. Jalan dakwah PKS dalam tubuh Muhammadiyah demikian dekat dengan nuansa politik menuju tegaknya negara yang berbasis Islam, seperti yang terkonsepsikan. Melalui tilikan pemikiran politik Hannah Arendt, memperlihatkan politik yang terkait masih dalam kerangka penguasaan satu sama lain, dan dakwah yang berjalan berbingkai kepentingan kekuasaan. Sebagai manusia politis yang adalah manusia tindakan, seharusnya tiap manusia berani tampil mengemuka ke ruang publik membawa kebebasannya. Kebebasan untuk (freedom) tanpa menafikan perbedaan yang ada, serta menanggalkan ruang privat kehidupannya, mandiri, dengan itulah manusia berhadap-hadapan dengan yang lain ditengah kenyataan hidup yang tidak satu wajah. Politik harus diluar kepentingan, termasuk dakwah, agama sekalipun