SOCIAL NETWORK ANALYSIS TERHADAP KOMUNIKASI POLITIK PEREMPUAN DI TWITTER

Abstract

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p>Komunikasi politik perempuan sering dalam berbagai kajian ditunjukkan dalam bentuk partisipasi perempuan di medan politik praktis. Sedikit di antara kajian tersebut yang menempatkan komunikasi politik sebagai proses <em>bargaining</em> politik perempuan melalui gerakan yang disiplin dan militan. Dengan adanya media sosial, komunikasi politik tidak lagi dilakukan secara konvensional, begitu juga partisipasi warganegara, termasuk di antara para perempuan yang memberikan dukungan secara agresif kepada kandidat yang didukungnya melalui Twitter. <em>Hashtag</em> #ThePowerOfEmakEmak dan gerakan mobilisasi perempuan Pepes merupakan kasus yang tepat untuk menunjukkan bahwa tanpa partai atau keterlibatan langsung dalam sistem politik praktis, mereka mampu mewarnai wacana politik selama proses Pemilihan Presiden 2019 di Indonesia. Hal itu dapat dilihat melalui peran influencer dalam mengelola sentimen publik dan konstruksi wacana politik perempuan terhadap isu <em>the power of</em> emak emak. Dengan menggunakan <em>Social Network Analysis</em> (SNA), penelitian ini mengungkapkan bahwa <em>hashtag</em> #ThePowerOfEmakEmak selain sebagai upaya untuk pengelolaan sentimen publik di mana komunikasi politik dikontruksi, tetapi juga mampu menarik isu perekonomian rumah tangga menjadi isu nasional. Meskipun dalam beberapa aspek menjadi kurang efektif karena keterbatasan penggunanya hanya kepada lingkarannya sendiri. Selain itu, motivasi politik memiliki kecenderungan kepada kepentingan kelompok tertentu dibanding motif yang lebih politis untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.