PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 3 BANDAR LAMPUNG

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat jenis penguatan karakter seperti apa yang dapat membangun karakter siswa berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif di lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, diskusi kelompok (FGD) serta dokumentasi. Selain itu, data disajikan dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dalam bentuk kata-kata, tulisan, untuk memperjelas data yang dikumpulkan dan dianalisis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan karakter melalui pendidikan Agama Islam di SMP N 3 Bandar Lampung dibagi menjadi 3 bidang: PPK berbasis kelas, PPK berbasis sekolah, PPK berbasis masyarakat itu bisa dikatakan baik dan tidak. PPK berbasis kelas sudah dilakukan dengan baik di SMP 3 Bandar Lampung karena setiap tahapan-tahapan telah dilakukan dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut termasuk mengintegrasikan PPK ke dalam program, PPK melalui manajemen kelas, PPK melalui pilihan dan penggunaan metode pembelajaran tematik, PPK oleh gerakan literatur, PPK melalui bimbingan dan konsling.  Dari kelima tahap implementasi ini, dapat dikatakan bahwa itu maksimal dan dilaksanakan dengan baik. Bidang berikutnya adalah budaya sekolah berdasarkan PPK. Dalam budaya sekolah, banyak nilai inti PPK yang diterapkan. PPK berdasarkan budaya sekolah dalam implementasinya berjalan dengan baik. Kondisi sosial-budaya di SMP N 3 Bandar Lampung sangat mudah diterapkan, untuk berbagai jenis nilai-nilai luhur, sehingga contoh-contoh pendidikan dapat dengan mudah diintegrasikan dengan siswa. PPK berbasis masyarakat dalam implementasinya di SMP N 3, Bandar Lampung belum bekerja sesuai dengan konsep PPK itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang lingkup implementasinya. Namun, beberapa hal dapat diimplementasikan, termasuk hubungan sosial antara komite sekolah dan orang tua sebagai aktor kunci dalam pendidikan. Ada Kolaborasi yang masih terbatas, yaitu komunitas ulama dan guru ngaji. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa di antara tiga bidang PPK yang belum diimplementasikan dengan benar, adalah PPK berbasis masyarakat.