THE CONCEPTION OF MARTABAT TUJUH IN WIRID HIDAYAT JATI OF RANGGAWARSITA (KONSEPSI MARTABAT TUJUH DALAM WIRID HIDAYAT JATI RANGGAWARSITA)

Abstract

This research aims to answer: What is the background of writing the Wirid Hidayat Jati Book?, bagaimana konsep martabat tujuh dalam kitab tersebut ? , what is the concept of seven dignity in the book?, dan bagaimana pengaruhnya terha dap laku spiritual masyarakat Jawa? , and how does it affect the spiritual behavior of the Javanese people? .. Dengan mengaplikasikan pendekatan kajian pustaka (library research) By applying the library research and descriptive analysis can be concluded that: P ertama , Ranggawarsita adalah seorang pujangga Keraton dan dianggap sebagai pujangga penutup (as the coping stone of javanese writers) yang mampu menggabungkan antara ajaran tasawuf Islam dengan mistik Jawa. Ranggawarsita is a poet palace and is regarded as the coping stone of Javanese writers who are able to combine the teachings of Islam with Javanese mystical. K edua , martabat tujuh adalah sebuah pemahaman bahwa TuhanDignity seven is an understanding that God ber- tajalli emanation as many as seven stages, namely sajaratul yakin, nur Muhammad, mirátul hayaí, roh idlafi, kandil, dharrah and hijab. Ketiga, Wirid Hidayat Jati merupakan filsafat mistik yang dibangun oleh Ranggawarsita sebagai jawaban terhadap situasi politik dan budaya masyarakat J awa yang memiliki kecenderungan kuat kepada alam metafisika seperti ngelmu kasampurnan, ngelmu sangkan paran dan manekung (semedi, tirakat).Wirid Hidayat Jati is a mystical philosophy built by Ranggawarsita in response to the political and cultural situation of the Javanese people who have a strong tendency towards metaphysics such as ngelmu kasampurnan, ngelmu sangkan paran and manekung (semedi, tirakat). Dengan mempelajari metafisika, diharapkan mampu menjadi insan kamil , manusia yang memiliki kekuatan magis ( karamah ). Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan penelitian (research questions) yaitu: bagaimana latar belakang penulisan Kitab Wirid Hidayat Jati?, bagaimana konsep martabat tujuh dalam kitab tersebut?, dan bagaimana pengaruhnya terhadap laku spiritual masyarakat Jawa?. Dengan mengaplikasikan pendekatan kajian pustaka (library research) mengingat masalah yang diteliti adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan isi Kitab Wirid Hidayat Jati. Adapun metode penelitiannya  adalah analisis deskriptif  sebab menganalisa data dengan penelaahan yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Melalui pendekatan dan metode tersebut dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Ranggawarsita adalah seorang pujangga Keraton dan dianggap sebagai pujangga penutup (as the coping stone of javanese writers) yang mampu menggabungkan antara ajaran tasawuf Islam dengan mistik Jawa. Kedua,  martabat tujuh adalah sebuah pemahaman bahwa Tuhan ber-tajalli (baca: emanasi) sebanyak tujuh tahap, yakni sajaratul yakin, nur Muhammad, mirátul hayaí, roh idlafi, kandil, dharrah dan hijab. Ketiga, Wirid Hidayat Jati merupakan filsafat mistik yang dibangun oleh Ranggawarsita sebagai jawaban terhadap situasi politik dan budaya masyarakat Jawa yang memiliki kecenderungan kuat kepada alam metafisika seperti ngelmu kasampurnan, ngelmu sangkan paran dan manekung (semedi, tirakat).