PERILAKU KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PADA DESA BEBAS API (FIRE FREE VILLAGE) DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan masalah serius di Provinsi Riau. Kejadian karhutla yang diikuti kabut asap berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi yang terus berulang tersebut hingga kini belum memiliki strategi penyelesaian yang efektif. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah selama ini baru melakukan tindakan reaktif setelah terjadi bencana. Upaya pencegahan baru dilakukan dalam beberapa tahun terakhir melalui pemberdayaan kelompok Masyarakat Peduli Api di kawasan rawan karhutla. Salah satunya melalui pembentukan Desa Bebas Api (Free Fire Village) oleh perusahaan swasta yang beroperasi di daerah rawan karhutla. Penelitian ini dilaksanakan Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Alasan pemilihan lokasi, desa tersebut merupakan salah satu desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN),  dan  menjadi salah satu desa sasaran program. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perilaku komunikasi masyarakat; (2) Mengetahui penggunaan media massa masyarakat; (3) Mengetahui pemahaman pesan keislaman masyarakat tentang masalah lingkungan; (4) Mengetahui pemberdayaan masyarakat; (5) Mengetahui tindakan pencegahan karhutla masyarakat; dan (6) Menganalisis hubungan perilaku komunikasi, penggunaan media massa, pemahaman pesan keislaman dan pemberdayaan masyarakat dengan tindakan pencegahan karhutla. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Masyarakat yang memahami dengan baik terkait kebakaran hutan dan lahan dan memiliki kesadaran untuk melakukan pencegahan; (2) Sebagian besar masyarakat kadang-kadang menjadikan media massa sebagai sumber informasi Karhutla; (3) Pemahaman pesan keislaman masyarakat tentang masalah lingkungan sudah wujud akan tetapi belum optimal, akan tetapi memberikan pengaruh yang kuat terhadap tindakan pencegahan karhutla; (4) Kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah tetapi kegiatan belum berjalan secara optimal dan efektif untuk mensejahterakan masyarakat; (5) Tindakan pencegahan kerhutla sudah wujud di kalangan masyarakat; dan (6) Perilaku komunikasi masyarakat mempunyai keterkaitan dengan penggunaan media massa masyarakat, pemahaman pesan keislaman masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta. Pesan keislaman terkait lingkungan adalah berpengaruh kuat terhadap tindakan pencegahan karhutla. Semakin banyak kegiatan penanaman pesan keislaman kepada masyarakat maka masyarakat akan semakin baik dalam hal tindakan pencegahan karhutla.