Implikasi Hukum Perkawinan pada Kasus Rajul Mafqud

Implications of Marriage Law in the Rajul Mafqud Case

  • Lindiana Pramaysela Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar
  • Nuraeni Novira Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar
  • Rahmayani Lancang Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar
Keywords: Implications, Marriage, Rajul Mafqūd

Abstract

This study aims to determine the legal implications of marriage in the case of Rajul Mafqūd. This research uses descriptive qualitative research (non-statistical), which focuses on the study of manuscripts and texts or library research, using normative and sociological approaches. The results of the study show as follows, 1) The marital status of the wife when the husband is mafqūd according to the jumhur ulama' the wife may not remarry until she waits for four years and is still husband and wife. 'iddah after that it is lawful for him to remarry. 2) 'Iddah of wife for rajul mafqd is four months and ten days with definite and clear conditions that rajul mafqd has died. 3) Regarding inheritance, in terms of rajul mafqūd's personal property, it is not divided so that it is known with certainty and certainty over his death. As for other people's assets, Hanafiyah scholars argue that rajul mafqd does not have positive rights such as inheritance and wills, while Malikiyah scholars, Syafi'iyah state that rajul mafqūd has the right to inherit from others but do not inherit.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implikasi Hukum Perkawinan pada Kasus Rajul Mafqūd. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik), yang terfokus pada studi naskah dan teks atau library research, dengan menggunakan metode pendekatan normatif dan sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut, 1) Status perkawinan istri pada saat suami mafqūd menurut jumhur ulama’ si istri tidak boleh menikah lagi hingga menunggu selama empat tahun lamanya dan masih berstatus menjadi suami istri, jika dalam waktu tunggu itu suami tidak ditemukan maka istri melakukan masa ‘iddah setelah itu halal baginya untuk menikah lagi. 2) ‘Iddah istri bagi rajul mafqūd adalah empat bulan sepuluh hari dengan ketentuan pasti dan jelas bahwa rajul mafqūd telah meninggal dunia. 3) Mengenai warisan, dari sisi harta pribadi rajul mafqūd tidak dibagi sehingga diketahui dengan pasti dan yakin atas kematiannya. Adapun dari sisi harta orang lain ulama Hanafiyah berpendapat bahwa  rajul mafqūd tidak mempunyai hak-hak positif seperti waris dan wasiat, sedangkan ulama Malikiyah, Syāfi’iyah menyatakan bahwa rajul mafqūd berhak mendapat waris dari orang lain tetapi tidak mewariskan.

References

Al-Qur’anul Karim
Abi Sahal,Muhammad bin Ahmad bin, Al-Mabsut, Juz 11 Beirut: Dār al-Fikr t.th.
Abū Habib, Sa’diy, Al-Qamus al-Fiqhi Lughatan Wa Istilahan, Juz 1 Damaskus: Dār Al-Fikr, t.th.
al-Asqalani, Ibnu Hajar, Bulughul Maram, Beirut: Dār al-Fikr, 1994.
al-Basrī, Abī al-Hasan ‘Ali bin Muhammad bin Habīb al-Mawardī, Al-Hāwiy al-Kabīr fī al-Imam Syāfi’ī, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah. t.th.
al-Daruquṭnī, Imam, Sunan al-Daruquṭnī, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
al-Hafīd,Ibnu Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al- Muqtaṣid, Juz 4 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1996.
al-Khasyt, Muhammad Utsman, Fiqh al-Nisa’, terj. Abū Khadijah, Fikih Wanita Empat Mazhab Cet. 4; Jakarta: PT. Gramedia, 2019.
al-Mawardi, Imam, Al-Hawi-al-Kabīr, Juz 11 Beirut: Dār al-Fikr, t.th.
al-Miṣri, Mahmud, Fikih Tujuh Mazhab, Bandung: Pustaka Setia, 2016.
al-Nawāwī, Muhyiddin Abū Zakaria bin Syirfu an-Nawāwī, Al-Majmu’ Syarh al-Muhażżab, Juz 18 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
al-Suyuti, al-Imam Jalāl al-Din ‘Abdurrahman bin Abī Bakr, Al-Asybāh Wa an-Naẓāir Fī al-Furū’,Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
al-Syafii, Muhammad bin Idris, Al-Umm, Juz 7 Beirut: Dār al-Kutub al-Ma’rifah, t.th.
al-Syaibani, Abū ‘Abdillah Muhammad Bin Hasan Bin Farqad, Al-Hujjatu ‘alā Ahli Madinah.Juz 4 Beirut: ‘Ālim al-Kutub, t.th.
al-Syairazi, Ibrahim, Al-Muhażab fī Fikih al-Imamal-Syāfi’ī, Juz 2 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
al-Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqh al- Islam wa Adillatuhu, Juz 10 Damaskus: Dār al-Fikr, 2006.
Anas, Malik bin, al-Muwaṭṭa’, Juz 2 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Baihaqī, Imām, Al-Sunan-al Kubra, Juz 6, Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Bakry, Kasman, Zulfiah Sam, and Jihan Vivianti Usman. "Putusnya Perkawinan dan Akibatnya dalam Fikih Munakahat (Studi Analisis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 38-41)." BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam 2.3 2021. h. 413-431.
Bin Mansur, Ishaq, Masailul Ahmad bin Hanbal wa Ishaq bin rāhawīh, Juz 4, Riyad: Maktabah al-Ulūm wa al-Hikam, t.th.
Dwi Lestari, Novita Dwi, “Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Pendapat Mazhab Syafii tentang Batasan Masa Tunggu Suami/Istri Mafqud”, Jurnal Islam Nusantara2, Universitas Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. No. 1 Januari-Juni 2018. h. 130.
Hermanto, Bunyamin, Mahmudin Agus, Hukum Perkawinan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2017.
Ibn Qudamah, Abū Muhammad Muwaffaquddīn, Mughnī Li Ibni Qudamah, Juz 8 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Khoiruddin, M. Arif “Pendekatan Sosiologis”, Tribakti 25, no. 2 (2014)
Muhammad, Ibrahim bin, Al-Mubdi’ Fī Syarhi al-Muqhnī, Juz 5, Beirut: Dār al-Kitab al-‘Ilmiyah, t.th.
Putra, Andi Eka, “Sketsa Pemikiran Keagamaan Dalam Perspektif, Normatif, Historis, dan Sosial- Ekonomi”, Al-Adyan 12, no 2 2017.
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunah, Juz 3 Beirut: Dār al-Fikr, t.th.
Sahnun, Imam, Al-Mudawwanah al-Kubra, Juz 2 Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
Sayyid Salim, Abū Malik Kamal ibn, Ṣahīh Fiqh Sunah wa Adillatuhu wa Taudīḥī Maẓāhibi al-Immah, terj. Firdaus, Fikih Sunah Wanita Cet. 2; Jakarta: Qisthi Press. 2014.
Sudirman, Pisah Demi Sakinah Kajian Kasus Mediasi Perceraian Di Pengadilan Agama, Jember: Pustaka Radja, 2017.
Syaltout, Mahmoud dan M.Ali al-Sayis, Perbandingan Mazhab, terj. Ismuha, Muqaranah al-Mazāhib fī al-Fiqh, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, t.th.
Published
2022-08-31
Statistic
Viewed: 186
Downloaded: 207
How to Cite
Lindiana Pramaysela, Nuraeni Novira, and Rahmayani Lancang. 2022. “Implikasi Hukum Perkawinan Pada Kasus Rajul Mafqud”. AL-QIBLAH: Jurnal Studi Islam Dan Bahasa Arab 1 (1), 53-71. https://doi.org/10.36701/qiblah.v1i1.630.