TELAAH TA’ARUD AL-ADILLAH ATAS HADIS-HADIS TENTANG PEMBACAAN SALAM DALAM SALAT YANG MEMAKAI WABARAKATUH DAN TANPA WABARAKATUH

Abstract

Salat lima waktu merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh semua Muslim yang berakal dan baligh (baik laki-laki maupun perempuan). Salat adalah suatu ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Tentunya dalam melaksanakan salat itu tidak lepas dari ketentuan-ketentuan salat seperti syarat-syarat dan rukunnya. Dalam hadis HR. Ahmad, Tirmizi dan Abu Dawud disebutkan bahwa kunci salat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan tahlilnya (yang menghalalkan) adalah mengucapkan sala>m. Berkaitan dengan ucapan salam, ada perbedaan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, ada yang memakai wabarakatuh dan tanpa wabarakatuh. Sebagaimana dalam beberapa hadis disebutkan salah satunya yaitu hadis yang diriwayatkan oleh HR. Abu Dawud bahwa pengucapan salam dalam salat adalah: “assalamu’alaikum warah matullah” kekanan dan “assalamu’alaikum warahmatullah” kekiri tanpa “wabarakatuh”. Begitu juga hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan yang lainya. Sedangkan hadis lain yang terdapat juga diriwayatkan oleh HR. Abu Dawud bahwa pengucapan salam dalam salat adalah “assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” ke arah kanan dan “assalamu’alaikum warahmatullah” ke arah kiri. Dari beberapa hadis-hadis yang berbeda tentang pembacaan salam dalam salat tersebut, maka tulisan ini berupaya untuk menjelaskan kualitas hadisnya baik dari segi sanad dan juga matan dengan menelaah lebih lanjut secara komprehensif, yang kemudian dihubungkan dengan teori ta’arud al-adillah.