Eskalasi Bahasa Indoglish Dalam Ruang Publik Media Sosial

Main Article Content

Wahyu Oktavia

Abstract

Indoglish is a unique and unique form of language and is a blend of English and Indonesian. The purpose of this study is to describe the phenomenon of indoglish language escalation in the public space of social media. The form of this study is descriptive qualitative which as a whole utilizes the methods of interpretation by presenting it in the form of descriptions of words. Research data comes from various written languages ​​obtained from facebook, whatsapp and instagram.. Data collection is used the method of note and note. Data analysis techniques are carried out through data reduction, data presentation and verification. The results of the study show that there are a) form of indoglish language, b) classification of indoglish languages ​​based on Indonesian elements in foreign languages ​​and foreign elements in Indonesian, c) factors that cause indoglish language namely age, linguistic, historical, foreign language influences, word needs new, equivalent Foreign or non-standard words, and social and cultural.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Oktavia, W. (2019). Eskalasi Bahasa Indoglish Dalam Ruang Publik Media Sosial. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 2(2), 83-92. https://doi.org/10.30872/diglosia.v2i2.20
Section
Articles

References

Effendy, O. U. (1989). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Mandar.
Hakim, R. (2013). Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Berbasis Tata Pemerintahan yang Baik di Jakarta Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IV, 228-243.
Hendrastuti, R. (2015). Variasi Penggunaan Bahasa Pada Ruang Publik di Kota Surakarta. Kandai, 11(1), 29-43. Diperoleh dari http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kandai/article/view/214
Kadarsih, R. (2008). Demokrasi dalam Ruang Publik: Sebuah Pemikiran Ulang Untuk Media Massa Indonesia. Dakwah, 9(1), 1-12. Diperoleh dari http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/view/433
Mardalis. (1999). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Mujahidah. (2013). Pemanfaatan Jejaring Sosial (Facebook) sebagai Media Komunikasi. Lentera, 15(1), 101-114. Diperoleh dari https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/lentera_journal/article/view/196
Nur, D. A. (2017). Korelasi Antara Motif dan Kepuasan Khalayak dalam Menonton Program Sinetron Anak Jalanan. Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.
Octavia, W. (2018). Variasi Jargon Chatting Whatsapp Grup Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia. Kata, 2(2), 317-325. Diperoleh dari http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/kata/article/view/3644
Prastika, O. K. & Agus, B. W. (2017). Merintis Etika Berbahasa di Media Sosial. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IV, 58-68.
Rahardi, R. K. (2014). Bahasa ‘Indoglish’ dan ‘Jawanesia’ dan Dampaknya Bagi Pemartabatan Bahasa Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra, 26(1), 1-21. Diperoleh dari http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/4076http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS/article/view/4076
Saddhono, K. (2017). Bahasa dan Etika dalam Sosial Media: Kajian Sosiolinguistik di Perguruan Tinggi Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IV, 248-254.
Saddhono, K. & Rakhmawati, A. (2016). Indoglish Phenomenon: The Adaptation of English into Indonesian Culture. Ponte, 72(3), 29-35. doi: 10.21506/j.ponte.2016.3.22
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zakiyah. (2017). Citra Diri Mahasiswa IAIN Surakarta sebagai Pengguna Media Sosial Instagram. Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.