SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI WILAYAH PETERNAKAN MENGGUNAKAN WEIGHTED OVERLAY

  • Nisaul Awalin Khusnawati Teknik Informatika S1 Universitas Islam Balitar
  • Abdi Pandu Kusuma Teknik Informatika S1 Universitas Islam Balitar

Abstract

Beternak ayam ras petelur menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam usaha perternakan di Kabupaten Blitar karena kebutuhan akan konsumsi protein hewani semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kesadaran akan pentingnya konsumsi protein. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, jumlah populasi ayam ras petelur selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan. Data pada tahun 2019 menunjukkan, populasi ayam ras petelur mencapai angka 17.076.200 ekor, hal ini menunjukkan Kabupaten Blitar semakin berkembang dalam usaha beternak unggas. Pendirian peternakan harus melihat aspek-aspek yang tidak meresahkan masyarakat, kesalahan dalam menentukan lokasi peternakan juga dapat mengakibatkan ternak mudah terkena virus ataupun penyakit yang dapat merugikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukannya sebuah sistem informasi geografis pemetaan potensi wilayah peternakan. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode Weighted Overlay yakni dengan mengoverlaykan beberapa peta raster yang menjadi parameter kondisi fisik wilayah yang sudah diberikan skor dan bobot masing – masing berdasarkan kepentingannya menggunakan metode Analitycal Hieararchy Process (AHP). sistem informasi geografis pemetaan potensi wilayah peternakan dapat membantu yang dapat menunjukkan wilayah yang masih berpotensi untuk dijadikan wilayah peternakan. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode blackbox testing untuk pengujian jalan tidaknya aplikasi mendapatkan nilai total 93% yang menunjukan aplikasi dalam kategori baik.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2020-09-09
How to Cite
Awalin KhusnawatiN. and KusumaA. P. (2020) “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI WILAYAH PETERNAKAN MENGGUNAKAN WEIGHTED OVERLAY”, Jurnal Mnemonic, 3(2), pp. 21 - 29. doi: 10.36040/mnemonic.v3i2.2788.