PENGEMBANGAN INSTRUMEN ANALISIS KESALAHAN UNTUK MENGUKUR CRITICAL THINKING SKILL BERDASARKAN KOMPETENSI INTI KURIKULUM 2013

Zaenal Arifin(1*),


(1) Universitas Majalengka
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang dibuat berdasarkan Kompetensi Inti Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen analisis kesalahan untuk mengukur critical thinking skills matematika siswa SMA yang valid dan reliabel, dan untuk mengetahui kemampuan critical thinking matematika siswa SMA setelah diberikan instrumen. Penelitian ini meliputi beberapa langkah, yaitu: (1) menyusun spesifikasi tes, (2) menulis soal tes, (3) menelaah soal tes, (4) melakukan uji coba tes, (5) menganalisis butir soal, (6) memperbaiki tes, dan (7) merakit tes. Uji coba instrumen dilakukan di kelas X SMAN Jatiwangi, dengan jumlah keseluruhan subjek uji coba sebanyak 30 siswa. Teknik dalam mengumpulkan data pada penelitian pengembangan ini adalah tes tertulis, sedangkan instrumen pengumpulan datanya berupa soal uraian, pilihan ganda dan jawaban singkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat sebanyak 41 butir soal ini valid dan reliabel. Hal ini berdasarkan perhitungan yang menggunakan rumus Aiken, bahwa nilai V-Aiken pada semua butir soal  0,3, dan dengan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,738. Hasil dari uji coba instrumen ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan critical thinking matematika siswa kelas X baik. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata hasil uji coba 65, yaitu sebesar 70,98 dalam skala 100.

Full Text:

PDF

References


Aiken, L. R. (1980). Content validity and reliability of single items or questionnaires.Educational and psychological measurement, 40(4), 955-959.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of bloom’s taxonomy of educational objectives. A bridge Edition. (Terjemahan Agung Prihantoro). New York: Addison Wesley Longman, Inc. (Buku asli diterbitkan tahun 2001).

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Basuki, I., & Hariyanto. (2014). Asesemen pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Brookhart, S. M. (2010). How to assess higher-order thinking skills in your classroom. Alexandria, Virginia USA: ASCD.

Collins, V. (2010). Higher order thinking (HOT) program assessment plan. Fort Worth, Texas: University of North Texas Health Science Center.

Conklin, W. (2012). Higher-order thinking skills to develop 21st century learners. Huntington Beach, California: Shell Education.

Crumpler, W. (2014). Higher-order skills in critical and creative thinking. New York: NC State University.

Depdikbud. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69, Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Fullan, M., dan Watson, N. (2011). The slow road to higher order skills. Report to stupski foundation.

Goethals, Paul L. (2013). The pursuit of higher-order thinking in the mathematics classroom: a review. United States Military Academy, West Point, NY.

Kartowagiran, B. (2011). Penulisan butir soal. Yogyakarta: Pascasarjana UNY. Makalah disampaikan pada Pelatihan penulisan dan analisis butir bagi guru SMP Provinsi D.I. Yogyakarta pada tanggal 23, 26, dan 28 Juli 2011 di Pascasarjana UNY.

Khan. W.B. (2011). A study of lower-order and higher-order questions at secondary level. Pakistan: Canadian Center of Science and Education. Asian Social Science Vol. 7, No. 9; September 2011.

Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendika.

. (2012). Pengukuran, penilaian, & evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mullis, Ina V.S., et.al, (2012). TIMSS 2011 international results in mathematics.Chestnut Hill, MA, USA: Publisher: TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College.

Murray, E. C. (2011). Implementing higher-order thinking in middle school mathematics classrooms. Athens: the Graduate School The University of Georgia.

Retnawati, H. (2014). Membuktikan validitas instrumen dalam pengukuran. Diambil pada tanggal 8 Juli 2015 dari http://www.evaluation-edu.com.

Setiawan, H., Dafik, dan Lestari, N., Diah Sri. (2014). Soal matematika dalam pisa kaitannya dengan literasi matematika dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Universitas Jember: Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014.

Shin Yen, Tan dan Halili, Siti Hajar. (2015). Effective teaching of higher-order thinking (hot) in education. The Online Journal of Distance Education and e-Learning (TOJDEL). Volume 3, Issue 2.

Surapranata, S. (2009). Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasihasil tes implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thompson, T. (2008). Mathematics teachers’ interpretation of higher-order thinking in bloom’s taxonomy. International Electronic Journal ofMathematics Education, Volume 3, Number 2, July 2008.

Walsh, G., Murphy P, and Dunbar, C. (2007). Thinking Skills in the Early Years: A Guide for Practitioners. Stranmillis University College.

Williams, R. Bruce. (2003). Higher order thinking skills. Challenging all students to achieve. California: Corwin Press.




DOI: 10.24235/eduma.v7i1.2734

Article Metrics

Abstract view : 278 times
PDF - 268 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2022 Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching

View My Stats