PESANTREN DAN UPAYA DERADIKALISASI AGAMA

Mukodi Mukodi*  -  Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pacitan, Indonesia

(*) Corresponding Author

The de-radicalization of Islam in Tremas Islamic boarding school was found to have its continuing momentums from generation to generation. Through cultural practices as: scientific culture, religious culture, social culture, and political culture the seeds of such de-radicalization were disseminated. However, the dynamic fluctuation of extremism both transnationally and internationally became a specific challenge. Furthermore, the massive development of Information and Com­muni­cation Technology (ICT) significantly impacted on the mindset of Tremas boarding school community. Applying qualitative approach and pheno­meno­logical method, this article revealed how the religious de-radicalization in Tremas boarding school was knitted and framed in the practices of daily culture. Such practices were carried out in order to make Islamic generations may wisely behave and act. Moreover, Islam might ocupy as it should be, namely Islam as raḥmatan li ’l-‘ālamīn, love peace, promoting love and affection, as well as non-violence.

 

Keywords: radikalisme agama; Pondok Tremas; praktik budaya

  1. Abegebriel, A. Maftuh, “Negara Tuhan: The Thematic Encyclopaedia” dalam Saifuddin, “Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa (Sebuah Metamorfosa Baru)”, Jurnal Analisis, Vol. XI, No. 1, Juni 2011.
  2. Abdillah, Junaidi, “Dekonstruksi Tafsir Ayat-ayat Kekerasan”, dalam Jurnal Analisis, Vol. 11, No. 1, Juni, 2011.
  3. Ali, Mukti, Metode Memahami Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1991.
  4. Bahri, Samsul, “Islam dan Wacana Radikalisme Agama Kontemporer”, Jurnal Dinika, Vol. 3. No. 1, Januari 2014.
  5. Christoper S. Bond dan Lewis M. Simons, “The Next Front: Southeast Asia and the Road to Global Peace with Islam”, dalam Ahmad Darmadji, “Pondok Pesantren dan Deradikalisasi Islam di Indonesia”, Jurnal Milah, Vol. XI, No 1, Agustus 2011.
  6. C. van Dijk “Rebellion Under the Banner of Islam: The Darul Islam in Indonesia”, dalam Saifuddin, Jurnal Analisis, Vol. XI, No. 1, Juni 2011.
  7. Gondowardoyo, Babad Pacitan, Batavia: Balai Pustaka Batavia, 1935.
  8. Hasan, Norhaidi, Laskar Jihad: Islam, Militancy and the Quest for Identity in Post-New-Order Indonesia, New York: Cornell South-east Asia Program Publication, 2008.
  9. Hasan, Muhammad Tholhah, “Mozaik Islam Indonesia-Nusantara: Dialektika dan Keindonesiaan”, dalam Ahmad Darmadji, “Pondok Pesantren dan Deradikalisasi Islam di Indonesia”, Jurnal Milah, Vol. XI, No 1, Agustus 2011.
  10. Madjid, Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.
  11. Madjid, Nurcholish, Islam dan Doktrin Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1992.
  12. al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, Jilid III, terjemahan Abdul Hamid al-Hasyimi, Semarang: Toha Putra, 1981.
  13. Mukodi, “Studi Fenomenologi Pondok Tremas di Era Globalisasi”, Disertasi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY, 2014.
  14. Moleong, L. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014.
  15. Pemda Pacitan, Hari jadi Kabupaten Pacitan dalam Perspektif Sejarah Indonesia, Pacitan: Pemda Pacitan, 1994.
  16. Dimyathi, Mengenal Pondok Tremas dan Perkembangannya, ed. II, Pacitan: Perguruan IslamPondok Tremas, 2001
  17. Ronald, “Madrasa by Any Other Name Pondok, Pesantren, and Islamic Schools in Indonesia and Larger Southeast Asian Region,” dalam Jounal of Indonesian Islam, Vol. 24. No. 2010.
  18. Ronald, L.B., Jihad Ala Pesantren di Mata Antropolog Amerika, Yogyakarta: Gama Media, 2004.
  19. Rijal, Samsul, “Radikalisme Islam Klasik dan Kontemporer: Membanding Kha¬warij dan Hizbut Tahrir”, Jurnal Alfikr, Vol. 14 No. 2, 2010.
  20. Saifuddin, “Radikalisme Islam di Kalangan Mahasiswa: Sebuah Metaforsa Baru”, Jurnal Analisis, Vol. XI, No. 1, Juni 2011.
  21. Suprihatiningsih, “Sprititualitas Gerakan Radikalisme Islam di Indonesia”, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 32, No. 2, Juli-Desember 2012.
  22. Soedjito, Aspek Sosial Budaya dalam Pembangunan Pedesaan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987.
  23. Internet:
  24. Geovanie, Jeffrie,“Deradikalisasi Agama,” dalam “Deradikalisasi Ajaran Agama: Urgensi, Problem dan Solusinya”, http://stainmetro.ac.id/e-journal/index. php/akademika/article/view/, diakses tanggal 12 Februari 2015.
  25. Haerudin, Mamang, “Islam dan Potret Radikalisme”, http://djavaspot.blogspot. com/2014/02/islam-dan-potret radikalisme.html., diakses tanggal 2 November 2014.
  26. Hafiidh, “Media dan Persepsi Masyarakat terhadap Islam”, http://blog.stikom .edu, diakses pada 26 Januari 2015.
  27. Laporan BBPS, “Pacitan dalam Angka 2013”, diakses pada tanggal 25 Februari 2014.
  28. Nur Syam, “Radikalisme dan Masa Depan Hubungan Agama-agama: Re¬kon¬struksi Tafsir Sosial Agama”, makalah dipresentasikan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar, http://portalgaruda.org, diakses pada tanggal 10 November 2014.
  29. Wahid, Yenny Zannuba, “Lampu Merah Kebebasan Beragama: Laporan Ke¬bebasan Beragama dan Toleransi di Indonesia 2011”, http://www. wahidinstitute.org/ wi-id/, diakses tanggal 27/01/ 2015.

Open Access Copyright (c) 2015 Mukodi Mukodi
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Publisher:
Institute for Research and Community Services (LP2M)
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Rectorate Building, 3rd Floor
Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang, Central Java, Indonesia
Email: walisongo@walisongo.ac.id

 

 
apps