Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dengan Autism

Abstract

Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dengan Autism Abstrak Latar belakang: Autism adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Pola asuh orangtua juga sangat dibutuhkan dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, karena waktu terbanyak interaksi anak autis ada dalam keluarga. Orangtua berperan sebagai stimulator pertumbuhan dan perkembangan anak autis. Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan uji bivariat dengan Spearman rho. jumlah sampel 84 anak autism dan orangtua mereka di Kota Palangka Raya, pengambilan sampel dengan tehnik sampling purposive, pengambilan data menggunakan lembar observasi, kuesioner dan software Anthro WHO Plus 2011. Hasil: Pola asuh orangtua yang tertinggi,  pola asuh demokratis (84,5%), pola asuh permisif (8,3%), pola asuh ototriter (7,1 %). Status gizi pada anak autism persentase tertinggi adalah status gizi normal (53,6%), status gizi gemuk (21,4%), status gizi obesitas (17,9%), status gizi kurus dan sangat kurus masing-masing sama (3,6%). Tingkat Kognitif anak autism, persentase tertinggi tingkat kognitifnya meningkat (73,8%), dan tingkat kognitif tetap (26,2%). Ada hubungan signifikan anatara pola asuh orangtua dengan status gizi anak autism, dimana nilai ρ 0,008 > α 0,01. Ada hubungan signifakan antara pola asuh ibu dengan tingkat kognitif anak autism ρ 0,001 > α 0,01. Kesimpulan: Perlu diteliti lagi faktor lainnya yang menyebabkan status gizi anak autis dapat menjadi obesitas bahkan ada yang sangat kurus, sehingga walaupun anak autism harus diet glutein dan casein, sebagai syarat awal terapi anak autis, mereka tetap dapat memiliki status gizi normal, serta tidak mengalami obesitas akibat komposisi makanan yang tidak diperhatikan. Orangtua perlu menentukan pola asuh yang tepat sebagai media interaksi yang dengan anak autis, karena anak autism yang mengalami hambatan berkomunikasi akan sulit untuk menerima informasi dari lingungan, yang artinya akan sulit untuk meningkat kognitifnya dalam proses belajar dan akan sulit pula menerima pengaturan diet sebagai non medikamentosa terapi anak autis. Kata kunci: Pola asuh orangtua, kognitif, status gizi, anak autism