Main Article Content

Abstract

Kemampuan berbicara sangatlah penting di dalam perkuliahan, namun pada kenyataannya mahasiswa masih merasa kesulitan dalam berkomunikasi, terutama ketika mengikuti mata kuliah bahasa inggris di jurusan bimbingan dan konseling  dikarenakan kurangnya rasa percaya diri (self confidance). Hal tersebut tentunya dapat mengakibatkan hasil belajar mahasiswa yang tidak maksimal. TGT Model (Team Games Tournament) merupakan salah satu cara  yang akan memperluas fikiran mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih berfikir positif  dan memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di depan umum, hal yang demikian itu tentunya dapat meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa. Metode yang digunakan adalah Classroom Action Research (CAR) dalam hal ini dilakukan dua putaran (cycling), setiap putaran (cycling) akan dilakukan perencanaan, tindakan, Observasi dan Refleksi. Data yang akan dihasilkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Diperoleh data kemampuan berbicara  mengalami peningkatan sebesar 29,5. Dari hasil siklus 1 sebesar 59,33 dan dari siklus 2 sebesar 88,83. Selain itu dari hasil observasi self confidance juga mengalami peningkatan sebesar 30% pada point 1. 10% pada point 2. 23% dari point 3, dan 16 % dari point 4.  Selain itu dari diary note juga menunjukkan adanya peningkatan keaktifan mahasiswa di dalam kelas. Dengan demikian, model TGT efektif dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan self confidence dalam mata kuliah Bahasa Inggris pada mahasiswa.

Keywords

TGT Model Kemampuan Berbicara Self Confidence

Article Details

How to Cite
Rambe, S. A., Rambe, M. S., & Marif, A. (2018). PERANAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN SELF CONFIDENCE. ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 1(1), 88-94. https://doi.org/10.32505/enlighten.v1i1.521

References

  1. Bashier et all., Factor Effecting Students’ English Speaking Skill. British Journal of arts and Social Science. Vol 2 No 1. 2011. Hlm: 34 - 50.
  2. De Angelis, B. 1997. Percaya diri sumber sukses dan kemandirian. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  3. Depdikbud. 1992. Undang-Undang No. 20/ 2003. Depdikbud.
  4. Di Matteo, M.R. & Martin, L.R. 2002. Health psychology. Boston : Allyn & Bacon.
  5. Lee, A. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak (Usia Balita Sampai Remaja). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
  6. Liendenfiel, G. 1997. Mendidik anak agar percaya diri. Alih bahasa: Kamil, E Jakarta: Arcan.
  7. Malendez, May et all., Teaching Speaking Strategies to Beginners. Eruropean Scientific Journal. Februari 2014 Volume . Hal: 548-554.
  8. Murtono., Pengembangan Instrumen evaluasi dengan Tehnik Simulasi sebagai Assesmen Alternatif dalam Pembelajaran Fisika Materi Mekanika Fluida SMA Kelas XI. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. Volume 1 Nomor1 Mei 2014. Hal: 1-13.
  9. athan et all., Speaking in Their Language: an overview of Major difficulties Faced By the Libyan EFL Learners in Speaking skill. International Journal of English Language and Translation Studies. 2014. Hal: 96-105.
  10. Putri, et all., Efektifitas Penggunaan Media Poster untuk Mengenalkan Pakaian Daerah bagi Anak Tunagrahita Ringan di SLB Alhidayah Padang. Jurnal Pendidikan Khusus. Nomor 3 September 2013. Hal: 141-152.
  11. Supardi,. Peran Berfikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif 2 (3). ISSN. 2088-351X. Hal: 248-262.
  12. Wati dan Rahman, Arifin., Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa dengan
  13. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Mata Pelajaran Kewarganegaraan dikelas VII-a SMP Negeri 2 Lamongan. Artikel Penelitian. Hal: 257-271.