Sejarah Pemberontakan dalam Tiga Bab: Modernitas, Belasting, dan Kolonialisme dalam Sitti Nurbaya
DOI:
https://doi.org/10.15642/suluk.2021.3.1.1-22Keywords:
Sitti Nurbaya, Balai Pustaka, Melayu, Belasting, Perang KamangAbstract
Meskipun Politik Etis menjanjikan modernitas Eropa yang mencerahkan namun ongkos dari kebijakan tersebut akhirnya juga dibebankan kepada pribumi yang notabene jarang merasakan dampak kolonialisme. Penerapan pajak perorangan (belasting) kemudian direspon masyarakat Hindia dengan pemberontakan. Dalam hal ini Perang Kamang (1908) dapat dipahami sebagai kesumat atas kebijakan simbolik pemerintah kolonial. Peristiwa pemberontakan berlatar Melayu pada peralihan abad XX tersebut tersaji dalam Sitti Nurbaya, sebuah roman yang bercorak melodrama sentimentil. Dengan memanfaatkan teori sosiologi sastra Swingewood diketahui roman modern pertama berbahasa Melayu Hindia tersebut menyajikan ketegangan antara manusia modern Samsulbahri dan manusia tradisional Datuk Meringgih. Duel mereka menandai goncangan yang tak terelakkan dalam dunia Melayu yang tengah menyongsong modernitas bikinan kolonial. Senjakala kebudayaan Melayu yang segera digantikan pranata Eropa digambarkan melalui ketegangan antargolongan dalam menempatkan adat Melayu konteks sosial-historis.
Downloads
References
Abdullah, T. (1970). Schools and Politics: the “Kaum Muda” Movement in West Sumatra (1927- 1933). ProQuest Dissertations and Theses.
Abdullah, T. (1978). Ke Arah Pengenalan Sejarah Terhadap Sastra. In A. Rosidi (Ed.), Pesta Seni 1976 (pp. 107–122). Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Aly, A. (2016). Matchmaking Problems in Marah Rusli’s Sitti Nurbaya and Jane Austen’s Pride and Prejudice. UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Amran, R. (1988). Sumatra Barat: Pemberontakan Pajak 1908. Jakarta: Gita Karya.
Anderson, B. R. O. (1991). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. London: Verso.
Arimbi, D. A. (2014). Finding Feminist Literary Reading: Portrayals Of Women In The 1920s Indonesian Literary Writings. ATAVISME, 17(2), 148–162. https://doi.org/10.24257/atavisme.v17i2.5.148-162
Asri, Y., Zulfadhli, Z., & Nasution, M. I. (2017). Humanity Degradation in The Novels Written by Minangkabau Ethnics. Humanus, 15(2). https://doi.org/10.24036/jh.v15i2.6570
Asteka, P. (2017). Kajian Interktualitas dalam Novel Siti Nurbaya Karya Marah Rusli dan Laila Majnun Karya Syaikh. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(2). https://doi.org/10.31943/bi.v2i2.28
Atikurrahman, M. (2020). Mencari Tuhan Di Zaman Modern: Neosufisme, Sastra Profetik, dan Kuntowijoyo. Prosiding Seminar Internasional Borobudur Writer and Cultural Festival 2019 ”Kebertuhanan Dalam Kebudayaan Nusantara”, 503–525. Retrieved from https://www.academia.edu/43400199/MENCARI_TUHAN_DI_ZAMAN_MODERN_Neosufisme_Sastra_Profetik_dan_Kuntowijoyo
Atria, D., & Hardi, E. (2019). Adat Pernikahan di Minangkabau Tahun 1900-an dalam Dua Karya Marah Rusli. Galanggang Sejarah, 1(3), 394–407. Retrieved from http://ejournal.pamaaksara.org/index.php/gs/article/view/53
Aveling, H. G. (1970). “Sitti Nurbaja”: Some Reconsiderations. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 126(2).
Azra, A., & Fathurrahman, O. (2002). Jaringan Ulama. In Ensiklopedi Tematis Dunia Islam V (pp. 105–138). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Bandel, K. (2013). Sastra, Nasionalisme, Pascakolonialitas. Yogyakarta: Pustaka hariara.
Carey, P. B. R. (2008). The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855. https://doi.org/10.1163/9789067183031
Damono, S. D. (1978). Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Jakarta.
Dhont, F. (2005). Nasionalisme Baru: Intelektual Indonesia Tahun 1920-an. Yogyakarta: UGM Press.
Eagleton, T. (1976). Criticism and Ideology: A Study in Marxist Literary Theory. London: Verso.
Faruk. (2002). Novel-Novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920-1942 (Gama Media). Yogyakarta.
Faruk. (2012). Novel Indonesia, Kolonialisme, dan Ideologi Emansipatoris (Penerbit O). Yogyakarta.
Faruk. (2013). Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik Sampai Post-Modernisme (Pustaka Pe). Yogyakarta.
Faruk, F. (1999). Mimikri Sastra Indonesia. Jurnal Kalam.
Foulcher, K. (1991). Pujangga Baru: Kesusasteraan dan Nasionalisme di Indonesia 1933-1942. Jakarta: Girimukti Pasaka.
Foulcher, K., & Day, T. (2008). Clearing a Space: Postcolonial Readings of Modern Indonesian Literature. Jakarta: KITLV-Jakarta.
Inda, D. N. (2017). Memang Jodoh: Pemberontakan Marah Rusli Terhadap Tradisi Minangkabau. Kandai, 11(2). Retrieved from https://doi.org/10.26499/jk.v11i2.228
Indonesia, W. (2020). Marah Rusli.
Jedamski, D. (1992). Balai Pustaka?: A Colonial Wolf in Sheep’s Clothing. Archipel, 44(1). https://doi.org/10.3406/arch.1992.2848
Johns, A. H. (1979). Cultural Options and the Role of Tradition: A Collection of Essays on Modern Indonesian and Malaysian Literature. Australian National University, Canberra.
Kantor Bahasa Provinsi Jambi. (2020). Menguak Hegemoni Sastra dan Budaya Populer. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=uTY4gYS7sW4
Kartodirdjo, S. (1966). The Peasants’ Revolt of Banten in 1888. https://doi.org/10.1163/9789004286788
Kayam, U. (1992). Para Priyayi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Kuntowijoyo. (2004). Sejarah / Sastra. Humaniora, 16(1), 17–26.
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kurniawati, Y., Sukri, M., & Nuriadi, N. (2020). Dekonstruksi Tokoh Dua Roman Balai Pustaka dalam Novel Trilogi Soekram (Bab Pengarang Tak Pernah Mati) Karya Sapardi Damono. Basastra, 9(2). https://doi.org/10.24114/bss.v9i2.19689
Labrousse, P. (1982). Le Tombeau de “Sitti Nurbaya”. Essai de lecture sociale. Archipel, 23(1). https://doi.org/10.3406/arch.1982.1731
Mihardja, A. K. (1986). Polemik Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Multatuli. (1868). Max Havelaar, or The Coffee of The Dutch Trading Company. Edinburgh: Edmonston & Douglas.
Novridian, E. E., Sudartinah, S. M., & Alzuhdy, Y. A. (2016). Foreignization and Domestication of Cultere-Specific Terms in Marah Rusli’s sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai into George Fowler’s Sitti Nurbaya: A Love Unrealized. Quill, 5(2), 145–151. Retrieved from http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/quill/article/view/938
Pamungkas, M. F. (2019). Minang Menolak Bayar Pajak. Retrieved February 22, 2021, from Historia.id website: https://historia.id/ekonomi/articles/minang-menolak-bayar-pajak-6aqMN/page/1
Ramadhani, N. F. (2019). Feminine Beauty as Reflected in Jane Austen’s Pride and Prejudice and Marah Rusli’s Sitti Nurbaya: A Comparative Study. Retrieved from http://eprints.uty.ac.id/2418/
Rizkya, R., Manugeren, M., & Ekalestari, S. (2019). Distinctive Attitude of Datuk Maringgih in Marah Rusli’s Novel Siti Nurbaya. KnE Social Sciences. https://doi.org/10.18502/kss.v3i19.4893
Rusli, M. (2008). Siti Nurbaya. Jakarta: Balai Pustaka.
Said, E. W., & Fawaid, A. (2010). Orientalisme: Mengugat Hagemoni Barat dan menduduki Timur sebagai subjek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salahuddin, A., Hasanuddin, Harris Effendi Thahar, W. S., & Asri, Y. (2019). Multicultural values in the indonesian novel of minangkabau’s local culture pre the war. International Journal of Scientific and Technology Research, 8(12).
Salmon, C. (1985). Sastra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu. Jakarta: Balai Pustaka.
Sastrowardoyo, S. (1983). Sastra Hindia Belanda dan Kita. Jakarta: Balai Pustaka.
Setiadi, H. F. (1991). Kolonialisme dan Budaya Balai Poestaka di Hindia Belanda. Jurnal Prisma, 23–46. Retrieved from http://hilmarfarid.id/kolonialisme-dan-budaya-balai-poestaka-di-hindia-belanda/
Setiawan, A. (2019). Sistem Kekerabatan Matrilineal dalam Adat Minangkabau pada Novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai Karya Marah Rusli. ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 2(1). https://doi.org/10.33503/alfabeta.v2i1.461
Shiraishi, T. (1997). Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa, 1912-1926. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Sumardjo, J. (1999). Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.
Suwondo, T., Mardianto, H., & Indrastuti, N. S. K. (1997). Karya Sastra Di Luar Penerbitan Balai Pustaka. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Swingewood, A., & Laurenson, D. (1972). The Sociology of Literature. United State: Paladin.
Teeuw, A. (1967). Modern Indonesian literature. In Modern Indonesian literature. https://doi.org/10.1007/978-94-015-0768-4
Tiwon, S. (1999). Breaking The Spell: Colonialism and Literary Renaissance in Indonesia. Leiden.
Toer, P. A. (2002). Bumi Manusia. Jakarta: Hasta Mitra.
Wahyudi, T. (2013). Sosiologi Sastra Alan Swingewood: Sebuah Teori. Poetika: Jurnal Ilmu Sastra, 1(1), 55–61. https://doi.org/10.22146/poetika.v1i1.10384
Wahyuni, D. (2018). Arus Kesadaran dalam Agama Ketujuh. Aksara, 30(1). https://doi.org/10.29255/aksara.v30i1.85.43-57
Wiyatmi, W. (2010). Citraan Perlawanan Simbolis Terhadap Hegemoni Patriarki Melalui Pendidikan dan Peran Perempuan di Arena Publik dalam Novel-Novel Indonesia. ATAVISME. https://doi.org/10.24257/atavisme.v13i2.135.243-256
Yasa, I. N. (2014). Orientalisme, Perbudakan, dan Resistensi Pribumi Terhadap Kolonial dalam Novel-Novel Terbitan Balai Pustaka. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(2), 249–256. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v2i2.2179
Young, K. (1994). Islamic Peasants and The State: The 1908 Anti-Tax Rebellion in West Sumatra. New Haven, CT.
Downloads
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Moh Atikurrahman, Awla Akbar Ilma, Laga Adhi Dharma, Audita Rissa Affanda, Istanti Ajizah, Risyatul Firdaus
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution ShareAlike License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories, pre-print sites, or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater dissemination of published work.