TRANSFORMASI PERILAKU MASYARAKAT BERAGAMA DALAM KABUPATEN BATANGHARI JAMBI

Abstract

This study highlights the phenomenon of changes in adolescent behavior in the Batanghari District. This research is limited to exploring the phenomenon of the transformation of religious values ​​of the people in Batanghari Regency. After conducting this research, several things were found, namely; The forms of transformation of religiosity values ​​in Batanghari Regency are grouped into three categories, namely mild categories such as lying, staying up late, going out without greetings, skipping school, fighting with friends, fighting, and littering. While the moderate category is speeding, drinking, gambling, and picking pockets. Whereas for the heavy categories include drug abuse, extramarital sex, and pornography. The factors that cause the transformation of values ​​are identity crisis, pride when they break the rules, and weak control. The response of Batanghari District residents to the phenomenon of silencing the value of religiosity is to take preventive, curative, and repressive actions. Penelitian ini menyoroti fenomena perubahan perilaku remaja tersebut di lingkup Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dibatasi untuk menggali fenomena transformasi nilai keagamaan masyarakat di Kabupaten Batanghari. Setelah melakukan penelitian ini, ditemukan beberapa hal yakni; Bentuk-bentuk transformasi nilai religiusitas di Kabupaten Batanghari dikelompokkan menjadi tiga katagori yaitu kategori ringan seperti berbohong, begadang, pergi keluar rumah tanpa salam, membolos sekolah, berkelahi dengan teman, tawuran, dan membuang sampah sembarangan. Sedangkan kategori sedang adalah kebut-kebutan, minum-minuman keras, berjudi, dan mencopet. Sedangkan untuk kategori berat diantaranya penyalahgunaan narkoba, hubungan seks di luar nikah, dan pornografi. Faktor penyebab terjadinya transformasi nilai tersebut adalah krisis identitas, adanya rasa bangga ketika dapat melanggar aturan, serta kontrol yang lemah. Respon warga Kabupaten Batanghari terhadap adanya fenomena pendangkalan nilai religiusitas tersebut adalah melakukan tindakan yang bersifat preventif, kuratif, dan represif.