Konflik Sosial Keagamaan Antar Muslim di Dusun Kecil dan Terpencil

Abstract

Pada zaman Rasulullah masjid dijadikan sebagai center of islamic civilization. Oleh karena itu, banyak masyarakat muslim berlomba-lomba untuk mendirikan masjid. Disisi lain, banyaknya masjid justru menjadi akar konflik keagamaan dan sosial dikalangan masyarakat muslim karena faktor ideologi yang berbeda. Hal ini pula yang bisa disandarkan kepada analisis tentang manifestasi konflik dalam dinamika kehidupan masyarakat. Analisis konflik pada realitas kehidupan sosial menjadi fakta yang cukup mengesankan untuk dikaji dalam rangka menempatkan situasi sosial yang berkembang di tengah-tengah masyarakat pada kerangka dasar data yang tepat serta mengarah kepada posisi impelementatif dari perwujudannya. Konflik yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat merupakan bagian dari pembentukan masyarakat itu sendiri. Seperti yang terjadi di dusun Bener Desa Betek Kec/Kab. Madiun, dengan jumlah penduduk 529 mempunyai 2 masjid dan 6 musholla. Fenomena tersebut menarik dan penting untuk diteliti dengan tujuan untuk mengcover teori Konflik sosial oleh Ralf Dahrendorf. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa causa prima terjadinya konflik di Dusun Bener antara lain : (1) perbedaan ideologi; (2) ketimpangan sosial, (3) kekuasaan politik, (4) ekonomi (5) dominasi kelompok elite. Implikasinya adalah untuk memetakan konflik sosial keagamaan di wilayah pedesaan.