PROPORSI PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN LAMA PEREBUSAN TERHADAP KUALITAS PEMPEK IKAN BELUT (Monopterus albus)

Abstract

Pempek merupakan makanan tradisional, dibuat dari daging ikan giling, tepung tapioka atau tepung sagu, air, garam dan bumbu-bumbu sebagai penambah cita rasa. Ikan belut (Monopterus albus) merupakan ikan yang hidup di area persawahan atau perairan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kualitas pempek ikan belut dengan variasi tepung tapioka dan lama perebusan, serta mengetahui tingkat kesukaan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor, faktor 1 terdiri dari 3 substan yaitu variasi tepung tapioka dan ikan belut (40:60, 50:50, 60:40) dan faktor 2 adalah lama perebusan (20, 30, 40) menit. Dari 2 faktor tersebut didapat 9 kali percobaan, pengamatan yang dilakukan meliputi uji kimia yaitu kadar protein, lemak dan kadar air, uji organoleptik meliputi rasa, aroma serta tekstur. Analisa data menggunakan analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 1%, apabila ditemukan pengaruh terhadap salah satu variabel maka dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil dari penelitian menunjukkan perlakuan terbaik untuk uji kimia terdapat pada sampel A1B1 dengan ketentuan kadar protein 6,49% dan lemak 0,41%, untuk kadar air perlakuan terbaik terdapat pada sampel A1B3. Sedangkan untuk hasil organoleptik perlakuan terbaik terdapat pada sampel A3B3 dengan ketentuan kadar rasa 3,55, aroma 3,60 dan tekstur 3,50.