AGAMA; ANTARA CITA DAN KRITIK

Abstract

Fenomena keagamaan hari ini dihadapkan pada permasalahan kompleks. Agama (Islam), dalam realitas kemanusiaan seakan memiliki wajah mendua. Pada satu sisi, agama dihadapkan pada permasalahan radikalisme (Islamic State) yang telah melanggengkan islamofobia di berbagai belahan dunia.Agama memperlihatkan arogansi berupa kekerasan, peperangan, kebencian bahkan pembunuhan. Namun di sisi lain, agama dihadapkan padarealitas ketertindasan. Betapa konflik Palestina yang telah menahun, menunjukkan kekalahan umat Islam di pentas politik global, di samping ketertinggalan dalam berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Belum lagi berbagai konflik bernuansa agama, yang menjadi ironi, telah melengkapi daftar hitam dalam masalah kemanusiaan. Sehingga perdamaian bangsa tidak akan terwujud sebelum adanya perdamaian antar agama.Oleh karena itu agama sebagai dimensi terdalam kemanusiaan merupakan entitas terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena itulah, agama harus ditempatkan secara proporsional, dengan cara memanfaatkan nilai-nilai universal agama yang dapat dijadikan pengikat dan perekat berbagai komunitas sosial akibat perbedaan suku bangsa, letak geografis, etnis, dan kelas sosial. Maka, akan ditemukan sebuah peran agama yang lebih kooperatif dalam regulasi sosial, tatanan moral, menciptakan dan mengatur bentuk-bentuk kebudayaan, demi terwujudnya integrasi bangsa. Melalui perspektif inilah, teologi sebagai refleksi atas kehidupan beriman dan beragama, perlu menunjukkan diri dalam kiprah dan perannyadi masyarakat.