TOLERANSI DI MASYARAKAT PLURAL BERBASIS BUDAYA LOKAL (Studi Kasus di Desa Klepu Kec. Sooko Kab. Ponorogo)

Abstract

Sebuah masyarakat plural dengan berbagai agama di dalamnya merupakan sebuah keadaan rawan akan konflik dan perpecahan, dikarenakan isu agama adalah isu yang mudah sekali menyulut konflik dan perpecahan dibandingkan dengan isu-isu yang lain. Penelitian ini akan menggambarkan tentang kehidupan sebuah masyarakat plural di desa Klepu kabupaten Ponorogo, masyarakat desa Klepu terdiri dari pemeluk Katholik dan Islam akan tetapi dapat hidup berdampingan dalam suasana kerukunan dan penuh toleransi dengan tetap menjaga dan merawat budaya lokal mereka. Penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan mengambil fokus penelitian tentang bentuk budaya lokal atau kearifan lokal yang terdapat di desa Klepu yang dapat mendukung terciptanya kerukunan antarumat beragama, serta akan menggali factor yang mendukung budaya lokal tersebut tetap terjaga. Dari hasil penelitian dapat ditemukan bahwa bentuk budaya lokal di desa Klepu adalah “Gawean”, “Sambatan”, “Ngelayat”, “Nggaduh”, “Baon”  dan budaya “Gendurenan”. Tradisi-tradisi ini bisa tercipta dikarenakan adanya kesamaan suku masyarakt Klepu yaitu suku Jawa dimana budaya-budaya local tersebut diserap dari budaya Jawa, selain itu tradisi-tradisi local tersebut relative bisa diterima oleh kedua agama yakni Islam dan Katholik di desa Klepu.